Jangan Bikin 5 Kesalahan Fatal Ini, Kalau Mau Dapat Beasiswa S2 ke Luar Negeri!

Melanjutkan jenjang kuliah S2 di luar negeri memang menjadi impian bagi banyak orang.Kualitas pendidikan yang lebih baik, suasana yang baru, dan jaringan yang lebih luas adalah alasan utama kenapa ide sekolah di luar negeri jadi begitu menggoda. Apalagi, sekarang sudah ada banyakbeasiswa.

Tapi memperoleh beasiswa juga tidak semudah menjentikkan jari. Kurang persiapan, kamu niscayagagal mendapatbeasiswa S2 di luar negeri. Nah, supaya kesalahan-kesalahan ini bisa kamu hindari, simak penjabaran Hipweedi bawah iniya!

 

1. Hasil wawancara sangat menentukan sukses-tidaknya kamu. Hindari memberi jawaban terlalu muluksaat ditanyai kontribusi apa yang ingin kamu beri kepada negeri

kontribusi untuk pendidikan Indonesia

Sesi wawancara dengan tim dari lembaga pemberi beasiswa jadi tahapan paling krusial untuk menentukan apakah kamu akan diterima. Salah satu pertanyaan yang pasti akan ditanyakan kepada calon penerima beasiswa adalah apakah kontribusi yang akan kamu berikan untuk Indonesia dengan ilmu yang kamu miliki. Kamu tak perlu memberikan jawaban yang terlalu muluk-muluk untuk membuat pewawancara terkesan kepadamu, seperti memberikan jawaban “Saya akan mengubah Indonesia!” atau “Saya ingin memberantas korupsi!”

Cukup berikan jawaban yang realistis. Tak perlu visi untuk mengubah negara, cukup dengan visi untuk mengubah lingkungan sekitarmu yang lebih dekat. Ini membuktikan bahwa kamu adalah orang yang mempunyai visi jelas dan bisa punya rencana matang untuk mewujudkannya. Meski nantinya kamu adalah lulusan universitas luar negeri, tak serta merta kamu memiliki kewajiban untuk mengubah sistem negara. Kontribusi kecil di lingkungan sekitar justru akan lebih berarti ketimbang visi yang terlalu muluk-muluk.

 

2. Perhatikan jugamotivation letter-mu. Apakah kamu sudah bisa “menjual diri” dengan baik di situ?

Nulis motivation letter yang benar, ya~

Selain sesi wawancara, penulisan motivation letter juga menjadi hal penting lain yang dipertimbangkan untuk mendapatkan beasiswa. Dan satu hal yang harus kamu ingat adalahmotivation letter berbeda dengan kamu membuat CV. Sehingga kamu tidak perlu menulis semua informasi yang biasanya tertera dalam CV. Cukup prestasi yang menurutmu prestisius saja, asalkan bisa menyatu dengan alur cerita yang kamu buat dalam motivation letter.

Kesalahan lain yang jamak terjadi adalah para pendaftar beasiswa, kurang bisa menjual diri mereka dalammotivation letter.Tak hanya kurang menonjolkan kelebihan diri, kegagalan juga bisa diakibatkan karena penulisannya bertele-tele. Sebisa mungkin tulisletter-mudengan singkat, namun sudah bisa mencakup semua aspek. Namun yang terpenting, jangan pernah mengada-ada kelebihan yang akan kamu tulis. Karena hal itu nantinya akan menjadi bumerang bagi dirimu sendiri

Sebelum menulismotivation letter, ada baiknya juga kamu terlebih dahulu kenali kelebihan dirimu dengan baik. Selain itu, dalammotivation letter kamu juga harus menyampaikan motivasi untuk melanjutkan kuliah S2 di luar negeri dengan jelas. Motivasi yang diberikan juga jangan fokus pada pengembangan diri saja, tapi juga kontribusi dengan lingkungan sekitar.

 

3. Mengabaikan persiapan belajar bahasa asing. Belajar bahasa justru jadi hal utama yang pertama kali harus dikuasai.

les bahasa asing

Sebelum melanjutkan kuliah S2 di luar negeri, bahasa asing adalah hal utama yang harus kamu kuasai. Universitas di Amerika biasanya akan mensyaratkan TOEFL minimal 600 poin agar bisa lolos seleksi, sementara universitas di Eropa mensyaratkan IELTS dengan poin minimal 6,5. Para penerima beasiswa yang telah lolos seleksi, biasanya sebelumnya akan mengambil kursus untuk memperbaiki kemampuan bahasa asing mereka untuk mendapatkan poin yang disyaratkan.

Terlebih lagi jika kamu memilih universitas di negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar, seperti di Prancis, Jerman, atau Rusia. Jika kuliahmu dilangsungkan dalam bahasa mereka, tentu kamu harus menguasai bahasa itu terlebih dulu. Maka jangan pernah pandang remeh persiapan belajar bahasa asing saat akan kuliah di luar negeri.

 

4. Kamu terlalu fokus pada prestasi akademik, sehingga mengabaikan prestasi non-akademik seperti misalnya aktif berorganisasi.

Untuk mendapatkan beasiswa S2 di luar negeri, menjadi hebat di bidang akademik memang menjadi hal mutlak. Namun prestasi non-akademik juga tak boleh dilupakan. Banyak yayasan pemberi beasiswa yang juga mempertimbangkan prestasi non-akademik para pendaftar beasiswa. Aktif di kegiatan non-akademik membuktikan bahwa pendaftar beasiswa luwes,bisa bekerja sama, dan peka terhadap sekitarnya.

 

5. Nggak mau coba lagi saat gagal mendapatkan beasiswa. Padahal, gak semuacalon mahasiswa bisa sukses di percobaan pertama

Adhi Wicaksono, dari UNY ke Birmingham

Tawaran beasiswa yang ditawarkan itu sangat banyak. Jadi ketika gagal mendapatkan satu macam beasiswa, ya jangan berhenti mencoba. Coba lagi dengan daftar beasiswa lain. Masih banyak jalan melanjutkan sekolah di luar negeri! Dan biasa banget kok, gagal berkali-kali!

 

Kamu sedang getol bersiap-siap memburu beasiswa ke luar negeri? Atau mungkin, malah baru mulai? Semoga artikel ini membantumu mempersiapkan diri, ya! :)

sumber:

http://www.hipwee.com/sukses/jangan-bikin-5-kesalahan-fatal-ini-kalau-mau-dapat-beasiswa-s2-ke-luar-negeri/

 

9 Prinsip Gila Bob Sadino yang Tak Hanya Menjadikannya Kaya, Namun Juga Berguna Sebagai Manusia

Beberapa hari yang lalu, Indonesia baru saja kehilangan salah satu pebisnis tergigih yang pernah ada di negeri ini. Bob Sadino, pebisnis nyentrik yang dikenal sebagai pemilik jaringan usaha Kemfood dan Kemchick wafat di Rumah Sakit Pondok Indah setelah 1 tahun melawan komplikasi penyakitnya. Bob Sadino yang juga kerap disapa dengan “Om Bob” meninggalkan tak hanya legacy bisnis raksasa, melainkan juga berbagai pelajaran penting dalam mengarungi dunia usaha.

Walau kini sudah tak lagi ada di dunia, pelajaran dari Bob Sadino tak pernah usang untuk kembali dibuka. Di artikel ini akan mengulas prinsip hidup Bob Sadino yang terbukti telah sukses membawanya mencapai kesuksesan. Bukan tidak mungkin prinsip tersebut juga bisa kamu terapkan ‘kan?

1. Saat orang Ribut Dengan Target yang Dicanangkan, Bagi Bob Sadino Perjalanan Menuju Sukses Justru Tidak Perlu Memiliki Tujuan

Prinsip Bob Sadino perjalanan tidak perlu punya tujuan

Dalam sebuah wawancara dengan seorang wartawan Bob mengatakan bahwa perjalanan hidup dan bisnisnya selama ini tidak dijalani dengan tujuan yang pasti. Berbeda dengan orang kebanyakan yang mencanangkan target jelas tentang hal-hal yang harus ia capai dalam hidup — Bob Sadino memilih menjalani.

“Dengan adanya tujuan, maka seseorang hanya tertuju pada satu titik yang namanya tujuan. Dia tidak akan berusaha untuk mendapatkan hasil yang melebihi titik tersebut. Padahal potensi setiap orang sangat mungkin melewati titik tersebut. Jadi sayang dong kemampuan saya, bila harus dipaku oleh tujuan.”

Begitu ujar Bob Sadino ketika ditanya mengenai prinsipnya ini. Bob memang dikenal sebagai orang yang santai dan mengalir, tapi bukan berarti ia tidak punya mimpi. Tujuan tidak dicanangkannya bukan karena malas atau takut tidak bisa mencapai target. Justru “tujuan” atau “target” dianggap sebagai belenggu yang bisa menghalangi langkahnya mencapai hal-hal yang lebih dari sekadar tujuan yang telah disepakati itu.

2. Rencana Adalah Bencana Bagi Bob Sadino. Dalam Bisnis Oom Bob Selalu Menekankan Prinsip “Mengalir Saja”

Prinsip Bob Sadino (2): "Mengalir Saja"

“Rencana itu cuma berlaku buat mereka yang belajar manajemen. Dari A, B, C, D, sampai Z. Padahal dalam bisnis tidak ada yang seperti itu, bisnis tidak mungkin lurus dan runut saja. Tapi sayangnya di sekolah kita sudah terlalu sering diajarkan bikin rencana. Padahal rencana itu racun, bencana!”

Bob Sadino, Mereka Bilang Saya Gila

Prinsip “mengalir saja” memang jadi tali pancang dalam perjalanan bisnis Bob Sadino. Dimulai dari menetap di Belanda selama 9 tahun dan bekerja di sebuah perusahaan pelayaran, Bob beralih haluan jadi pengusaha peternakan ayam saat kembali ke Indonesia. Apakah semua itu direncakan? Jawabnya, “Tidak.”

Bob menjalani bisnisnya sesuai keadaan pasar. Tanpa banyak rencana, ia mengambil peluang paling menguntungkan yang ada di depan mata. Terdengar oportunis memang, tapi dari cara ini Kemfood dan Kemchicks terbukti berhasil jadi pemimpin di bidangnya.

3. Walau Terlahir Sebagai Orang Berada Bob Tidak Mau Berleha-leha. Jadi Kuli Bangunan, Supir Mobil Sewaan, Sampai Pedagang Telur Pernah Dilakoninya

Bob pernah jadi supir mobil sewaan

Bob Sadino memang lahir dari keluarga yang cukup berada. Saat ayah dan ibunya meninggal, seluruh warisan keluarga jatuh ke tangan Bob sebagai anak bungsu karena kakak-kakaknya yang lain sudah dianggap cukup mampu. Tapi hidup sebagai anak orang kaya tidak menjadikan Bob manja. Dia memilih berkelana keliling dunia dengan setengah uang warisan yang dimilikinya.

Bob sempat terdampar selama 9 tahun di Belanda untuk bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan pelayaran. Sepulangnya ke Indonesia Bob banting setir jadi pengusaha Mobil Mercedes sewaan, dengan ia sendiri sebagai sopirnya. Sebuah kecelakaan yang dialami membuatnya kehilangan Mercedes kesayangannya sehingga otomatis kehilangan modal.

Dengan kondisi sudah punya anak istri, Bob yang kondisi ekonominya terpuruk akhirnya memilih jadi tukang batu dengan upah hanya Rp 100,00 per hari. Barulah setelah itu ia bertemu dengan kolega lama yang menyarankannya berbisnis telur ayam negeri. Keberhasilan Bob tentu tidak bisa dilepaskan dari kegigihannya berusaha. Ia tidak mau duduk manis dengan uang warisan dari orang tuanya yang sebenarnya sudah cukup dari cukup jumlahnya.

4. Jangan Pernah Cari Untung dan Keberhasilan Dalam Bisnis. Kalau Mau Berhasil Justru Kamu Harus Mencari Kegagalan dan Kerugian!

Kalau mau berhasil justru carilah rugi!

Saran-saran Bob dalam dunia bisnis memang terdengar sedikit sinting. Bagaimana tidak, saat sekolah bisnis mengajarkan mahasiswanya bagaimana menghindari kegagalan, Bob justru menyarankan untuk mendekatinya. Ketika hukum ekonomi menyediakan opsi untuk terus meraih keuntungan, Bob malah menyuruh kita untuk merugi.

Seperti biasa, Bob dalam bukunya “Belajar Goblok dari Bob Sadino” selalu memiliki jawaban sendiri atas sarannya ini:

“Orang sudah terlalu terbiasa berpikir secara linier. Kalau mau usaha, pasti mencari untung; mencari berhasil. Padahal dalam usaha itu ya pasti ada rugi dan gagal toh? Bagi kamu yang mau berhasil, justru cari kegagalan sebanyak-banyaknya. Sebab keberhasilan itu hanyalah sebuah titik di puncak gunung kegagalan.”

5. Kalau Mau Usaha Itu Ya Lakukan Saja. Urusan Hitung-hitungan Tak Usah Dipikirkan

Kalau mau usaha langsung lakukan saja. Tak perlu banyak dipikirkan

Menurut Bob terlalu banyak orang pintar, lulusan Sarjana, yang urung membuka usaha karena terlalu banyak perhitungan. Bob amat menghindari terjebak dalam kukungan prediksi yang membuatnya tak segera melakoni apa yang jadi keinginannya.

Baginya usaha itu tentang melakukan apa yang harus dilakukan, secepat yang ia bisa dengan sumber daya yang dimilikinya.

“Kelemahan banyak orang adalah terlalu banyak mikir membuat rencana sehingga ia tidak segera melangkah. Padahal yang penting adalah action!”

Di sini pula jawaban Bob tentang sudut pandangnya pada untung-rugi jadi lebih masuk akal:

“Kalau kita mencari untung duluan, usaha belum tentu dilakukan karena takut rugi. Tapi kalau mencari rugi, usaha pasti dilakukan karena gatakut untung.”

6. Kuliah Hanya Akan Mengajarkanmu Untuk Tahu. Tapi Bagi Bob Jalanan yang Mengajarkannya Untuk Bisa Jadi Perasa

Bergelut di lapangan membuatmu jadi perasa

“Teori adalah sebuah informasi basi.”

Begitu ujar Bob ketika dalam suatu kesempatan ditanya mengenai pendapatnya soal bangku kuliah. Dalam berbagai seminar yang diberikannya Bob dengan lantang mengatakan bahwa kuliah adalah sebuah kesia-siaan. Bob bahkan dengan keras berkata bahwa kuliah sama dengan memasukkan sampah ke otakmu. Pendapatnya tentang mahasiswa yang ber-IPK tinggi juga tak kalah pedas.

“Kalau mahasiswa IPK nya sudah 3 koma itu alamat jadi karyawan saja lah. Kalau mau jadi pengusaha, IPK jeblok saja. Karena dengan begitu mau tak mau kamu akan ditolak perusahaan dan terpaksa membuka usaha sendiri.”

Bob memang belajar semua dari pengalaman langsung di lapangan. Baginya pendidikan hanya membuat seseorang jadi pribadi yang pintar bicara, tanpa bisa melaksanakan apa yang sudah direncanakannya.

7. Kemfood dan Kemchick Adalah Bukti Kecerdikan Bob Melirik Peluang Usaha. Menciptakan Pasar Sendiri Adalah Cara Terampuh Untuk Berhasil Sebagai Wirasusaha

Kemchick dan Kemfood bukti nyata Bob cerdik melirik peluang usaha

Saat Bob memulai usaha ternak ayam petelurnya Bob sempat dicibir sebagai “orang gila” karena dianggap tak akan berhasil. Saat itu pasar telur dalam negeri memang masih didominasi oleh telur ayam kampung yang terkenal lama proses produksinya. Atas bantuan seorang kolega lama yang iba atas kondisi ekonomi Bob yang terpuruk, Bob pun memulai bisnis ternak telur ayam negeri dengan target pasar orang asing di sekitar Kemang.

Tindakan yang dianggap “gila” oleh kebanyakan orang ini sebenarnya merupakan sebuah langkah yang cerdik. Telur ayam dan berbagai daging olahan merupakan panganan konsumsi utama orang asing yang masih belum bisa dipenuhi demand-nya oleh produsen yang ada saat itu. Terlebih fasihnya Bob dan sang istri dalam berbahasa Inggris membuat pelanggan ekspatriat mereka merasa nyaman.

Karena kegigihan dan pelayanan primanya, perlahan bisnis Bob pun berkembang pesat. Kini Kemfood dan Kemchick telah punya nama besar di antara pelanggan setianya. Tak hanya berkecimpung di daging olahan saja, Bob Sadino pun melirik usaha sayuran holtikultura sebagai pengembangan bisnisnya. Gila dan tidak sesuai trend semua ‘kan? Tapi berhasil!

8. Walau Sudah Berhasil Bob Selalu Menekankan Pada Calon Pengusaha Untuk Jadi Dirinya Sendiri. Jangan Pernah Jadi Mesin Fotokopi, Sesukses Apapun Orang yang Ingin Kamu Fotokopi

Bob tidak ingin mejadikan orang lain sebagai fotokopinya

Sejak awal kemunculannya Bob dikenal dengan penampilannya yang nyentrik. Selalu mengenakan celana pendek dan berkemeja sederhana. Keunikannya ini bahkan membuat Bob sempat diusir dari gedung DPR karena mengenakan celana pendek. Seperti biasa, Bob pun hanya menjawabnya dengan kelakar:

“Mending mana? Saya pakai celana pendek tapi beli pakai uang sendiri atau celana panjang tapi pakai uang rakyat? Hahahahaha.”

Nilai menjadi diri sendiri memang amat Bob junjung tinggi. Ia tidak ingin menjadi fotokopi siapapun dalam menjalani hari. Prinsip ini juga yang ditekankan Bob pada mereka yang ingin menuai kesuksesan seperti dirinya,

“Saya tidak pernah mau membagikan kunci sukses saya. Karena sekali lagi, semua itu ya mengalir saja. Lagipula kalau orang meniru saya, apa bedanya mereka dengan mesin fotokopi? Hina sekali jadi fotokopinya Bob Sadino. Kalau ada orang yang bertanya pada saya, saya bilang, “Ya jalankan saja. Alami saja pengalaman yang Anda alami.”

9. Sampai Akhir Nafasnya Bob Sadino Tetap Hidup Sederhana Sebagai Manusia. Ia Tak Pernah Merasa Lebih Dari Orang-Orang di Sekitarnya

Sampai akhir hayat Bob tetap sederhana sebagai manusia

Sampai akhir hayatnya Bob menjalani hidup tetap dengan prinsip apa adanya. Pakaian dan penampilan tetap sederhana, khas malah dengan celana pendeknya.Rumahnya yang 2 hektar juga disebut sebagai memanfaatkan apa yang ada. Rumah itu merupakan eks-kebun Bob Sadino yang tidak terpakai, hingga dimanfaatkan sebagai rumah.

Bukan cuma soal gaya hidup. Bob pun dikenal sebagai atasan yang amat memanusiakan bawahannya. Tidak ada pegawai Kemchick dan Kemfood yang ia “comot” dari tengah, semua ia proses dari bawah agar tidak menimbulkan kecemburuan.

Di masa-masa akhir hidupnya Bob bahkan sudah malas menenteng titel “pengusaha.” Ia memilih menyebut dirinya sebagai pengangguran saja.

“Saya hanya penganggur. Tapi saya bisa ekspor ribuan ton ke Jepang. Saya punya kemchick sebagai supermarket, kemfood untuk daging olah dan saya punya 1.600 orang yang bekerja di perusahaan saya. Mau ngapain lagi saya? Jadi saya nganggur.”

Selamat jalan Oom Bob Sadino. Terima kasih telah mengajarkan bahwa menjadi pengusaha itu sebenarnya sederhana. Dan sesukses apapun kita, ternyata kita tak boleh lupa untuk jadi manusia yang selalu setia pada akarnya.

Until we meet again, Oom….

Sumber Artikel:

http://www.hipwee.com/sukses/9-prinsip-gila-bob-sadino-yang-tak-hanya-menjadikannya-kaya-namun-juga-berguna-sebagai-manusia/

[Inspiring Story]: Kisah Penjual Rujak

10917887_795461497157536_9136585325612357470_n

Hari ini hujan mulai jam 9 pagi, seorang tukang rujak numpang berteduh di teras ruko.

Beliau saya pinjamkan tempat duduk dari dalam toko. Masih penuh gerobaknya dengan buah-buah tertata rapi.

Kulihat dari dalam toko beliau membuka buku kecil. Rupanya sebuah alquran. Beliau begitu tekun dengan Al-Qurannya.

Sampai jam setengah 11 hujan tak kunjung berhenti.

Saya mulai risau karena sepi pembeli.

Saya keluar sekadar memberikan air minum kemasan dan beberapa butir kurma.

Tidak ada sedikitpun raut gelisah terlihat di wajahnya.

“Kalau musim hujan jualannya repot juga ya, Pak… ” Kataku sambil menatap gerobaknya. “Masih banyak banget.”

Beliau tersenyum, “Iya bu.. Mudah-mudahan ada rejekinya.. .” jawabnya.

“Aamiin,” kataku.

“Kalau gak abis gimana, Pak?” tanyaku penuh iba…

“Ya.. Kalau gak abis ya risiko, Bu… Kalau yang gak bisa sampai besok kayak semangka, melon yang udah kebuka ya kasih ke tetangga juga seneng daripada kebuang. Kalau kayak bengkoang, jambu, mangga yang masih bagus bisa disimpan. Mudah-mudahan aja dapet nilai sedekah,” katanya tersenyum.

“Kalau hujan terus sampai sore gimana, Pak?” tanyaku lagi.

“Ya Alhamdulillah bu… Berarti rejeki saya hari ini diizinkan banyak berdoa dan meminta sesuatu sama Allah. Kan kalau hujan waktu mustajab buat berdoa bu…” Katanya sambil tersenyum. “Dikasih kesempatan berdoa juga kan rejeki, Bu…”

“Terus kalau gak dapet uang gimana, Pak?” tanyaku lagi.

“Berarti rejeki saya bersabar, Bu… Allah yang ngatur rejeki, Bu… Saya bergantung sama Allah.. Apa aja bentuk rejeki yang Allah kasih ya saya syukuri aja. Tapi Alhamdulillah, bertahun tahun saya jualan rujak belum pernah sampai kelaparan.

“Pernah gak dapat uang sama sekali, tau tau tetangga ngirimin makanan. Kita hidup cari apa Bu, yang penting bisa makan biar ada tenaga buat ibadah dan usaha,” katanya lagi sambil memasukan Alqurannya ke kotak di gerobak.

“Mumpung hujannya rintik, Bu… Saya bisa jalan .. Makasih yaa ,Bu…” katanya
katanya sambil menutup badannya dengan plastik dan membuka payung yang menempel di grobaknya.

Saya terpana… Betapa malunya saya, dipenuhi rasa gelisah ketika hujan datang, begitu khawatirnya rejeki materi tak didapat sampai mengabaikan nikmat yang ada di depan mata.

Tiba-tiba hati yang tadinya gundah menjadi ceria, mumpung masih hujan … Masih ada kesempatan dapat berdoa di waktu mustajab.