Pengantar Bisnis 3

Judul : Perkembangan Bisnis Waralaba di Indonesia
Topik : Kewirausahaaan dan Usaha Kecil

I. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Tentu kita sudah tidak asing lagi dengan berbagai brand makanan fast food, diantaranya dengan nama Kentucky Fried Chicken (KFC), Mc Donald, dan sebagainya. Selain bisnis di bidang makanan, waralaba juga bisa di praktikan di bidang ritel, pendidikan, jasa, dan lain-lain.
Dalam melaksanakan usaha waralaba, bisa dikatakan lebih mudah dibanding jika memulai dengan usaha yang benar-benar baru, karena, dalam produk yang ditawarkan sudah dikenal konsumen dan akan lebih mudah dalam pemasarannya.
Selain dari kelebihan usaha waralaba diatas, akan saya jelaskan pada bab pembahasan

2. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah pada jurnal ini adalah:
1. Bagaimana perkembangan usaha waralaba di Indonesia?
2. Apa saja kentungan berbisnis waralaba?

3. TUJUAN
Pada penulisan yang ketiga ini, akan dibahas mengenai usaha waralaba, dan apa saja keuntungan yang akan didapat dari buerbisnis ini.

II. LANDASAN TEORI
1. Perkembangan usaha waralaba di Indonesia
Usaha waralaba pertama kali di pelopori oleh pengusaha-pengusaha asal Amerika. Mereka memberi hak kepada mitra bisnisnya, misalnya di Indonesia untuk menjual dan mendistribusikan produk-produk Amerika di Indonesia.
Definisi waralaba (franchise) menurut Hisrich-Peters (1995:513) adalah pelimpahan dari pabrikan atau distributor suatu produk atau jasa yang diberikan kepada agen-agen local atau pengecer dengan dengan membayar sejumlah royalty.
Kemudian seorang Professor of Franchising at the University of Nebraska Robert T. Justis, berpendapat bahwa franchising merupakan sebuah peluang bisnis dimana pemilik, produsen atau distributor sebagai franchisor dari barang dan jasa atau merek tertentu memberi hak kepada individu atau franchising untuk menjadi agen local dari barang dan jasa sebagai imbalannya menerima pembayaran atau royalty yang telah ditetapkan.
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulakan bahwa usaha waralaba (franchising) merupakan suatu kerja sama bisnis yang dilakukan antara franchisor atau orang yang memberikan franchising dengan frinchisee atau orang yang menerima franchising yang didalamnya terdapat suatu perjanjian dan keduanya akan saling diuntungkan.

III. PEMBAHASAN
1. PERKEMBANGAN USAHA WARALABA DI INDONESIA
Usaha waralaba dimulai dengan apa yang disebut Product Franchise (Waralaba Produk), yang lebih merupakan usaha keagenan seperti keagenan Mesin jahit Singer, Keagenan Sepatu Bata, dan sejenisnya. Pada perkembangan selanjutnya, waralaba produk ini kemudian popular melalui Business Format Franchising (Sistem Waralaba Format Usaha), seperti Restoran Kentucky Fried Chicken, Mc Donald, Es Teller 77, Ace Hardware, Continent Hypermarket, Ray White Property, Ziebart, dan sebagainya.
Dalam memulai bisnis franchising, tentunya aka nada yang disebut sebagai konrtak Franchising atau disebut license agreement atau frinchise contract. Merek dagang merupaka asset paling berharga bagi franchisor, oleh sebab itu factor-faktor bentuk bangunan dan disain yang spesifik, disain perabot dan perlengkapan serta formula dan resep-resep makanan yang dirahasiakan merupakan bagian terpenting tetap menjadi milik franchisor. Asset tersebut haak paten bagi franchisor.
Di Indonesia, system waralaba mulai dikenal pada tahun 1950-an, yaitu dengan munculnya dealer kendaraan bermotor melalui pembelian lisensi. Perkembangan kedua dimulai pada tahun 1970-anyaitu dengan dimulainya sestem pembelian lisensi plus,yaitu franchisee tidak sekedar menjadi penyalur, namun juga memiliki hak untuk memproduksi produknya.
Sekarang ini telah banyak bisnis dengan sistem waralaba yand ada di Indonesia, mulai dari franchising asing, sampai franchising dari Indonesia.
Walaupun bisnis franchising lebih banyak dalam bidang makanan (fast food), sebenarnya ada juga bisnis franchising yang bergerak dalam bidang ritel, pendidikan.
Franchise dalam bidang ritel contohnya, Alfamart, Indomaret, Yomart, dll.
Franchise dalam bidang pendidikan contohnya Bimbel Primagama, English First (EF), dan sebagainya.

2. KEUNTUNGAN USAHA WARALABA
Dalam memulai usaha franchise pastinya kita dihadapkan oleh berbagai pertanyaan. Salah satunya adalah apa saja keuntungan yang didapat dengan berbisnis franchising? Yang pasti, dengan kita memilih bisnis franchising risiko yang ditanggung tidak terlalu besar, seperti kita memulai usaha baru yang dimulai dari awal. Berikut ini merupakan keuntungan-keuntungan dari berbisnis franchising:
1. Produk yang ditawarkan telah memasuki pasaran yang luas dan diterima oleh umum.
2. Franchising tidak perlu mengeluarkan biaya lagi untuk memperkenalkan kredibilitasi perusahaan induknya.
3. Keahlian manajemen karena pengalaman sudah lama dari franchisor dia dapat memberikan bantuan kepada franchisee. Dapat diberikan pelatihan-pelatihan dalam bidam akunting, manajemen personalia, marketing dan produksa.
4. Kelengkapan modal ini mencakup fasilitas perlengkapan, tata letak, kontrol persediaan dan sebagainya.
5. Pengetahuan tentang pasar. Karena pengetahuan tentang pasar sudah begitu tinggi maka dengan mudah dilakukan perencanaan secara detail untuk menghadapi pasar local. Hal ini sangat penting karena pasar regional atau pasar lokal ada kesamaan dan ada juga perbedaan. Masalah persaingan, media promosi, selera masyarakat perlu diperhatikan. Untuk mengatasi hal ini maka franchisor dapat memmberikan nasihat dan bantuan untuk memecahkan segala masalah yang dijumpai.
6. Pengawasan. Satu hal dihadapi oleh wirausaha pada permulaan berbisnis adalah menjaga kualitas produksi dan layanan.franchisor akan memberikan nasihat-nasihat dalam bidang pengawasan ini.
Sebagai kesimpulan dari uraian di atas ialah umumnya waralaba dibedakan menurut tiga karakteristik:
1. Pemberi waralaba memiliki merek dagang atau jasa dan memberi lisensi kepada pawaralaba dengan imbalan royalti.
2. Pewaralaba diharuskan membayar kewajiban untuk menjadi bagian sistem tersebut. Kewajiban ini merupakan sebagian kecil modal awal yang harus dikeluarkan pewaralaba.
3. Pemberi waralaba (franchisor) menyediakan suatu system pemasaran dan system operasi untuk menjalankan kegiatan bisnis. misalnya Mc Donald mengharuskan pewaralabanya mengikuti “Universitas Hamburger” di Illionis salama tiga minggu untuk belajar bagaimana cara nengelola bisnis dan menerima instruksi prosedua yang harus diikuti dalam melaksanakan bisnis.

IV. SIMPULAN DAN SARAN
Dengan berbagai pembahasan diatas, tentunya akan lebih banyak kemudahan yang akan didapat dalam berbisnis franchising.

V. DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari,2011, KEWIRAUSAHAAN
Fuad.M , Handayani christina , Nurlela , Sugiarto , Paulus, 2000, PENGANTAR BISNIS

Pengantar Bisnis 2

Judul : MEMULAI USAHA BARU
Topik : KEWIRASWASTAAN DAN USAHA KECIL

I. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Setelah penulisan pertama saya tentang pentingnya belajar berwiraswasta, di penulisan kedua ini saya akan membahas tentang bagaimana cara memulai usaha baru. Dalam memulai suata usaha baru, tentunya kita harus memiliki perencanaan sehingga dalam pelaksanaanya kita sudah memiliki suatu tujuan dan bisa melangkah secara pasti. Misalnya usaha apa yang akan kita buka, bergerak dalam bidang apa, dan sebagainya. Setelah memutuskan rencana awal, barulah kita bisa merencanakan hal-hal lain secara rinci.

2. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari penulisan jurnal ini adalah:
1. Bagaimana cara memulai suatu usaha baru?
2. Apa yang dimaksud dengan Business Plan ?
3. Sifat-sifat apa saja yang dibutuhkan perlu dimiliki wirausahawan?

3. TUJUAN
Tujuan dari penulisan ini adalah, agar dapat bermanfaat untuk kita semua, khusunya untuk anda yang nantinya akan memilih jalan untuk berwirausaha.

II. LANDASAN TOERI
Kebanyakan orang yang akan membuka usaha baru, memiliki rasa optimis yang berlebihan. Yang dipirkan hanya hasil dan keuntungan yang akan didapat nantinya, tanpa memikirkan proses yang harus ditempuh dalam mencapai tujuan, yaitu memperoleh hasil dan keutungan yang memuaskan. Disinilah perlunya kita menetralisir rasa optimis yang berlebihan tersebut. Bygrave berpendapat bahwa ada tiga kompnen utama yang harus diteliti untuk membuka usaha baru, yaitu: there are three crucial components for a successful new business: the opportunity, the entrepreneur (and the management team) and the resources needed to start the company. Jadi Bygrave berpendapat bahwa ada 3 komponen utama dalam memulai usaha baru dengan sukses, yaitu: peluang/kesempatan, wirausahawan (beserta tim manajemen), dan sumber-sumber yang dibutuhkan untuk memulai suatu usaha.
Kemudian Georges Doriot, seorang penanam modal menyatakan: always consider investing in a grade A man with a grade B idea. Never investing in a grade B man with a grade A idea. Dalam hal ini, Doriot menerangkan bahwa yang penting adalah segi manusianya bukan idenya, karena ide itu akan dilaksanakan oleh orang yang bersangkutan, yang akan menentukan keberhasilan usaha dikemudian hari.
Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk memulai suatu usaha, diperlukan perencanaan yang benar-benar matang, setelah perencanaan tersebut, diperlukan tindakan nyata yang tepat, kemudian diimbangi dengan selalu berdoa kepada Tuhan YME, agar bisnis yang kita jalankan dapat berjalan sebagaimana mestinya.

III. PEMBAHASAN
1. MEMULAI USAHA BARU
Menurut Prof. Dr. H. Buchari Alma dalam bukunya yang berjudul Kewirausahaa, perhatikan beberapa hal berikut ini:
1. Minat seseorang, misalnya berminat dalam bidang industry atau kerajinan, dan perdagangan/ jasa.
2. Modal
Apakah sudah tersedia modal awal atau belum atau apa saja yang dimiliki.
3. Relasi, apakah ada keluarga atau teman yang sudah menekuni usaha yang sama, atau usaha yang dikerjakan ada relevansi/saling menunjang dengan usaha tersebut.
4. Dan berbagai peluang lainnya.
Secara garis besar, ada 5 jenis usaha yang tengah berkembang di masyarakat, yaitu: usaha ekstraktif, agraris, industry, perdagangan, dan jasa. Kelima jenis usaha ini dapat diperinci, baik menurut lembaga yang mengusahakan, bentuk badan hokum, besarnya usaha, komiditi yang diusahakan, maka akan muncul jenis usaha yang luar biasa banyaknya. Usaha ekstraktif merupakan usaha yang bergerak dalam bidang pertambangan atau bidang usaha yang mengambil langsung dari alam, seperti hasil laut maupun hasil hutan.
Sedangkan usaha agraris mencakup berbagai usaha pengelolaan kebun perdagangan hasil-hasil pertaniann (argobisnis) yang dapat diusahakan untuk setiap produk yang dihasilkan oleh pertanian/perkebunan/ peternakan. Industry juga dapat diperinci dalam berbagai bentuk komoditi yang dihasilkan dan besar kecilnya industry yang diusahakan. Demikian pula sektor perdagangan yang banyak muncul di masyarakat. Usaha perdagangan ini juga dapat diperinci berdasarkan besar kecilnya usaha dan berbagai komoditi yang diperdagangkan.
2. BUSINESS PLAN
Dalam membuka usaha baru, penting dilakukan suatu perencanaan tertulis, betapa pun sederhananya rencana tersebut. Namun karena masih rendahnya tingkat minat menulis di masyarakat Indonesia atau ketidakmampuan menulis secara benar membuat kebanyakan wirausahawan banyak melakukan metode trial and error atau coba-coba. Sehingga perencanaan-perencanaan yang ada dalam pemikirannya menjadi berubah-ubah karena adanya rekayasa secara sederhana tentang jawaban dari berbagai pertanyaan-pertanyaan mereka. Seandainya usaha mereka gagal nantinya, mereka akan beralih ke usaha lain.
Menurut David H Bangs, Jr. bahwa seorang pengusaha yang tidak bisa membuat perencanaa sebenarnya merencanakan kegagalan.
Suatu rencana kerja yang dibuat tertulis dan resmi guna menjalankan perusahaan merupakan perangkat tepat untuk memegang kendali perusahaan dan menjaga agar focus usaha perusahaan tidak menyimpang.
Sebaiknya dalam memulai usaha baru, mulailah denga usaha kecil, karena dengan usaha kecil akan memberi pengalaman-pengalaman dalam pengelolaan usahanya, selain itu risiko yang yang akan ditimbulkan tidak terlau besar. Berbeda jika kita memulai usaha dengan usaha besar secara langsung, karena risiko yang akan kita hadapi akan lebih besar dibanding jika kita memulai dengan usaha kecil terlebih dahulu.
Lalu mengapa perlu dususun perencanaan bisnis (business plan)?
Business Plan perlu disusun karena merupakan legitimasi dari sebuah usaha yang akan didirikan. Orang perlu mengetahui segala sesuatu tentang usaha yang sedang dijalankan sehingga tertarik untuk bekerja sama. Ada beberapa tujuan penyusunan business plan, yaitu:
– Sebagai suatu pernyataan bahwa anda sebagai pemilik dan pemegang inisiatif dalam membuka usaha baru.
– Mengatur dan membentuk kerja sama dengan perusahaan-perusahaan yang sudah ada dan saling menguntungkan.
– Business plan juga dapat mengundang orang-orang tertentu yang potensial atau mempunyai keahlian untuk bergabung bekerja sama.
– Business plan juga berguna sebagai merger atau akuisisi
– Business plan menjamin adanya focus tujuan dari berbagai personil yang ada dalam perusahaan.
3. SIFAT-SIFAT YANG PERLU DIMILIKI WIRAUSAHAWAN
Seorang wirausahawan harus bisa melihat kedepan, bisa membuat perhitungan secara tepat dan mampu membuat keputusan dengan bijak.
Dari berbagai penelitian di Amerika Serikat, sifat-sifat yang harus dimiliki untuk menjadi wirausahawan, yaitu:
– Percaya diri
Yakin dengan apa yang telah diputuskan, tidak mudah terpengaruh oleh perkataan orang lain, namun begitu kita juga harus menerima dan memikirkan kembali saran-saran dari orang lain
– Berorientasi pada tugas dan hasil
Jika ingin berhasil dalam suatu usaha, kita jangan hanya focus pada hasil yang akan didapat, tapi utamakan pada proses yang harus dijalani.
– Pengambilan risiko
Sifat anak muda adalah suka dengan tantangan. Dengan memulai bisnis, mereka merasa ditantang untuk memutuskan berbagai hal dalam bisnis yang mereka jalani yang tentunya akan ada banyak risiko yang harus mereka hadapi. Disinilah perlunya untuk berani mengambil risiko.
– Kepemimpinan
Penting memiliki sifat kepemimpinan, mudah bergaul dengan orang lain dan mampu menerima atau menaggapi kritik dan saran dari orang lain.
– Keorisinilan
Seorang wirausahawan harus inovatif,kreatif, fleksibel, banyak bisa, dan berwawasan luas. Hal ini penting demi kelancaran usaha.
– Berorientasi ke masa depan
Seorang wirausahawan harus selalu berfikir tentang bagaimana usahanya dimasa depan, mempunyai visi dan misi yang jelas agar bisa tetap bersaing di dunia bisnis.

IV. SIMPULAN DAN SARAN
Dari pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa kita harus memiliki perencanaan yang jelas dan pasti dalam membuka usaha baru. Hal itu penting agar usaha bisa berjalan dengan lancar dan sesuai dengan yang diharapkan.

V. DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari, 2011, KEWIRAUSAHAAN

Pengantar Bisnis 1

Judul : Pentingnya Belajar Berwiraswasta
Topik : Ruang Lingkup Binis

I. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Tingkat pengangguran di Indonesia yang semakin hari semakin meningkat merupakan salah satu masalah dari sekian banyak masalah yang tengah dihadapi pemerintah Indonesia. Hal itu disebabkan karena tingkat pertambahan jumlah penduduk Indonesia yang juga semakin meningkat. Selain itu, kurangnya ketersediaan lapangan pekerjaan menjadi penyebab utama tingginya tingkat pengagguran di Indonesia. Dengan permasalahn tersebut, tentunya pemerintah telah menempuh berbagai cara untuk menekan jumlah pengangguran, namun karena kemampuan pemerintah yang terbatas membuat permasalahan ini tidak bisa terselesaikan sampai tuntas.
Dengan segala permasalahan ini, tentunya kita sebagai masyarakat Indonesia bisa membantu mengatasi masalah pengangguran yang terjadi saat ini. Salah satu cara yang bisa kita tempuh adalah dengan membuka usaha atau biasa disebut wiraswasta. Wiraswasta merupakan potensi pembangunan, baik dalam jumlah maupun dalam mutu wiraswasta itu sendiri. Pada saat ini mulai banyak bermunculan usaha-usaha kecil-menengah di masyarakat Indonesia, walaupun mutunya belum bisa dikatakan hebat sehingga persoalan pembangunan wiraswasta merupakan persoalan mendesak bagi suksesnya pembangunan.

2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari jurnal ini antara lain:
1. Bagaimana menumbuhkan minat berwiraswasta untuk masyarakat Indonesia?
2. Bisakah wiraswasta diajarkan?
3. Bagaimana menilai peluang membuka usaha baru?

3. Tujuan
Tujuan penulisan jurnal ilmiah ini adalah untuk mengemukakan pendapat penulis tentang pentingnya belajar berwiraswasta. Dengan belajar berwiraswasta, tentunya akan sangat menguntungkan bagi kita, apalagi jika mengetahui keuntungan-keuntungan menjadi seorang wiraswata.

II. Landasan Teori
Sebelum membahas lebih dalam tentang pentingnya belajar berwiraswasta, tentunya saya akan membahas membahas tentang pengertian wiraswasta dari beberapa ahli.
Istilah wiraswasta pertama kali di pelopori oleh Dr. Suparman Sumahamijaya sejak tahun 1967 melalui berbagai ceramah. Dr. Suparman S. sebagai dosen Fak. Ekonomi Universitas Padjajaran sangat menekankan peluang kelompok kreatif entrepreneur Indonesia untuk mengangkat bangsa Indonesia dari lembah kemiskinan. Kata wiraswasta terdiri dari tiga suku kata, yaitu; wira, swa, dan sta masing-masing berarti; wira adalah manusia unggul, teladan, berbudi luhur, berjiwa besar, berani, pahlawan/pendekar kemajuan, dan memiliki keagungan watak; swa artinya sendiri; dan sta artinya berdiri.
Bertolak dari ungkapan etimologis diatas, maka wiraswasta berarti keberanian, keutamaan, serta keperkasaan dalam memenuhi kebutuhan serta memecahkan permasalahan hidup dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri. (Wasty Soemanto, 1984: 43)
Kemudian pengertian wiraswasta menurut Prof. Dr. Haryati Subadio adalah manusia teladan yang berbudi luhur, yaitu manusia yang mampu berdiri atas kemampuan sendiri, tidak saja dalam sektor swasta tapi juga dalam sektor Negara.
Disamping itu, pendapat ahli lain mengatakan bahwa wiraswasta adalah kreativitas dan sikap tindak manusia yang mampu mengkoordinir sumber alam, tenaga manusia dan peralatannya menjadi benda-benda dan jasa-jasa ekonomi (Djatmiko, 1998: 49)
Dari pendapat-pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa wiraswasta adalah manusia unggul yang mempunyai keberanian untuk berdiri sendiri, berani mengambil risiko untuk menolong dirinya dari kesulitan tanpa bantuan instansi pemerintah atau instansi social.

III. Pembahasan
1. Menumbuhkan Minat Berwiraswasta untuk MAsyarakat Indonesia
Ada banyak cara menumbuhkan minat berwiraswasta untuk masyarakat Indonesia. Selain karena keuntungan yang nantinya akan dirasakan oleh para wiraswastawan, ada banyak factor lainyang akan didapat dan jika kita perhatikan, manfaat adanya wiraswasta banyak sekali. Berikut ini merupakan perincian manfaat berwiraswasta, yaitu:
1. Menanmbah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi pengangguran
2. Sebagai generator pembangunan lingkungan, bidang produksi, distribusi, pemeliharaan lingkungan, kesejahteraan, dan sebagainya.
3. Menjadi contoh bagi anggota masyarakat lain, sebagai pribadi unggul, yang patut dicntoh, diteladani, Karen seorang wiraswasta itu adalah seorang terpuji , jujur, berani, hidup tidak merugikan orang lain.
4. Selalu menghormati hokum dan aturan yang berlaku, berusaha selalu menjaga dan membangun lingkungan
5. Berusaha memberi bantuan kepada orang lain dan pembanguna social, sesuai dengan kemampuannya.
6. Berusaha mendidik karyawannya menjadi orang mandiri, disiplin, jujur, tekun dalam menghadapi pekerjaan.
7. Memberi contoh bagaimana kita harus bekerja keras, tetapi tidak melupakan perintah-perintah agama.
8. Hidup secara efisien, tidak berfoya-foya, dan tidak boros.
9. Memelihara keserasian lingkungan, baik dalam pergaulan, maupun kebersihan lingkungan.
Jika dilihat dari manfaat yang diperoleh dari berwiraswasta sekarang ini banyak orang yang berlomba-lomba membuka usaha-usaaha kecil,yang disertai dengan berbagai inovasi pada produknya.
Selain itu, banyak anak muda tertarik dan melirik profesi bisnis yang cukup menjanjikan masa depan cerah. Kaum remaja zaman sekarang, dengan latar belakang profesi orang tua yang beraneka ragam mulai mengarahkan pandangannya ke bidang bisnis. Selain karena menitik beratkan pada masa depan yang cerah, berwiraswasta ternyata memiliki beberapa keuntungan, yaitu:
1. Terbuka peluang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki sendiri
2. Terbuka peluang untuk mendemonstrasikan kemampuan serta potensi seserang secara penuh.
3. Terbuka peluang untuk memperoleh manfaat dan keuntungan secara maksimal
4. Terbuka peluang untunk membantu masyarakat dengan usaha-usaha konkrit
5. Terbuka kesempatan untuk menjadi bos.

Selain keuntungan-keuntungan tersebut, tentunya akan ada risiko yang akan kita dapat, yaitu kelemahannya, diantaranya adalah:
1.Memperoleh yang tidak pasti, dan memikul berbagai risiko. Jika risiko ini telah diantispasi secara baik, maka berarti wiraswasta telah menggeser risiko tersebut.
2. Bekerja keras dan waktu/jam kerjanya panjang
3. Kualitas kehidupannya mesih rendah, sampai usahanya berhasil, sebab dia harus berhemat.
4. Tanggung jawabnya sangat besar, banyak keputusan yang harus dia buat walaupun dia kurang menguasai permasalahan yang dihadapinya.

Suatu pernyataan yang bersumber dari PBB menyatakan bahwa seatu Negara akan mampu membangun apabila memiliki wiraswastawan sebanyak 2% dari jumlah penduduknya. Jadi, jika Negara kita verpenduduk 200 juta jiwa, maka wiraswastawannya harus lebih kurang sebanyak 4 juta.

2. Bisakah Wiraswasta Diajarkan?
Transformasi pengetahuan kewiraswastaan telah berkembang pada akhir-akhir ini. Demikina pula di Negara kita pengetahuan kewiraswastaan diajarkan disekolah dasar, sekolah menengah, perguruan tinggi, dan diberbagai kursus bisnis. Jadi kesimpulannya kewiraswastaan itu dapat diajarkan.
Pendidikan kewiraswastaan bertumbuh pesat di Eropa dan Amerika Serikat baik di tingkat kursus-kursus ataupun di Universitas. Mata kuliah entrepreneurship diberikan dalam bentuk kuliah umum, ataupun dalam bentuk konsentrasi bidang studi. Dalam aspek lain keberanian membentuk kewiraswastaan didorng oleh guru sekolah, sekolah yang memberikan mata pelajaran kewiraswastaan yang praktis dan menarik dapat membangkitkan minat siswa untuk berwiraswasta.
Dorongan membentuk wiraswasta juga datang dari teman sepergaulan, lingkunga family, sahabat, dimana mereka dapat berdiskusi tentang ide wiraswasta masalah yang dihadapi dan cara-cara mengatasi masalahnya.
3. Bagaimana Peluang Membuka Usaha?
Sebelum membuka suatu usaha, sebaiknya kita melakukan evaluasi peluang bagaimana nantinya usaha tersebut akan berjalan. Apakah memiliki prospek yang bagus dimasa mendapang? Dan apakah perusahaan tersebut akan bisa bersiang di pasaran sehingga memiliki umur panjang. Dari masalah ini, bisa mengingatkan kita akan kehati-hatian, tidak gegabah asal membuka usaha baru saja, tetapi harus memperhitungkan segala kemungkinan yang akan dihadapi, antara lain; teman yang akan diajak bekerja sama, karyawan penbantu, sumber modal, kmoditi yang akan dijual, dan kemungkinan daya serap pasar, dan sebagainya.
Ada 3 komponen utama yang harus diteliti untuk membuka usaha baru, seperti yang dinyatakan oleh Bygrave yaitu: there are three crucial components for a successful new business: the opportunity, the entrepreneur (and the management team) and the resource needed to start the company and make it grow. Jadi menurut Bygrave adalah ada 3 kmponen utama untuk memulai bisnis dengan sukses, yaitu peluang, wiraswastawan (beserta tim manajemen) dan sumber yang dibutuhkan untuk memulai bisnis dan membuatnya tumbuh.

IV. Simpulan dan Saran
Setalah mengetahui tentang pentingnya belajar berwiraswasta, sebaiknya kita mulai untuk mempelajari tentang bisnis secara mendalam, karena akan sangat bermanfaat nantinya. Karena pastinya pertumbuhan di Indonesia akan semakin pesat dan persaingan pencari kerja akan semakin ketat pula. Apabila kita telah memiliki bekal dimasa mendatang, maka kita tidak perlu khawatir dengan persainag-persaingan tersebut.

V. Daftar Pustaka
Alma, Buchari, 2011, KEWIRAUSAHAAN

Perusahaan dan Lingkungan Perusahaan

Pengertian perusahaan
Sebelum saya membahas tentang pengertian perusahaan,mungkin Anda sudah sering mendengar kata perusahaan, misalnya perusahaan bergerak di bidang jasa,komunikasi, pertambangan , dan lain-lain. Jadi apa sebenarnya arti perusahaan itu?????
Pengertian perusahaan menurut Wikipedia.com adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan tempat berkumpulnya semua factor produksi. Namun pengertian perusahaan menurut Murti Sumarni (1997) Perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber daya ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan memperoleh keuntungan dan memuaskan kebutuhan masyarakat.
Suatu barang yang telah digunakan konsumen sebenarnya adalah hasil dari proses yang telah dilakukan di perusahaan.misalnya pakaian yang kita pakai merupakan hasil dari proses di perusahaan industry pakaian. Di perusahaan tersebut pakaian telah melalui berbagai proses, seperti pemotongan bahan, pembuatan pola, penjahitan, pengemasan, dan seterusnya hingga akhirnya pakaian tersebut sampai di tangan konsumen

Tempat kedudukan dan letak Perusahaan
Tempat perusahaan adalah lokasi dimana perusahaan itu berada untuk melakukan produksi, contohnya adalah pabrik, sedangkan kedudukan perusahaan adalah kantor pusat.
B. Faktor-Faktor Pokok Penentu Pemilihan Lokasi Industri
1. Letak dari sumber bahan mentah untuk produksi
Apabila letak sumber bahan mentah dekat dengan lokasi produksi, maka biaya produksi akan lebih murah dan waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke tempat produksi akan lebih singkat
2. Letak dari pasar konsumen
Sebelum menentukan letak suatu perusahaan, maka perlu dilakukan servei apakah perusahaan tersebut akan berkembang nantinya. Letak perusahaan yang dekat dangan pasar konsumen akan memungkinkan perusahaan berkembang lebih cepat. Karena dengan begitu akan memudahkan konsumen dalam mendapatkan barang yang mereka butuhkan, selain itu pemasaran produk akan lebih mudan badi perusahaan
3. Ketersediaan tenaga kerja
Adanya tenaga kerja yang cukup, membuat proses produksi berjalan dengan lancar
4. Ketersediaan pengangkutan atau transportasi
Proses pengangkutan atau transportasi sangat dibutuhkan dalam pendistribusian hasil produksi ke konsumen. Dengan proses pendistribusian, memungkinkan konsumen bisa dengan mudah mendapatkan barang yang mereka butuhkan dengan mudah sekalipun lokasi produksi jauh dari konsumen
5. Ketersediaan energy
Factor- factor pokok penentu lokasi produksi yang terkhir adalah ketersediaan energy. Dalam melakukan produksi, energy memang sangat dibutuhkan. Contohnya energy listrik, listrik dibutuhkan untuk menjalankan mesin produksi.

Perusahaan dan Lembaga Sosial
Perusahaan adalah suatu unit produksi yang menghasilkan barang. Perusahaan biasanya bersifat komersil, dan mengharapkan keuntungan. Tapi perusahaan juga bisa menciptakan lapangan pekerjaan sebagai pengabdian di masyarakat.
Sedangkan lembaga social lebih bersifat sukarela, bertujuan menolong dan tidak mengharapkan keuntungan. Biasanya lembaga social menawarkan jasa.

Tujuan Pendirian perusahaan
Secara umum, pendirian perusahaan dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Tujuan ekonomis
Dalam hal ini perusahaan berupaya menciptakan laba, membuka lapangan pekerjaan sehingga dapat mengurangi pengangguran, serta melakukan upaya-upaya pengembangan dengan memusatkan perhatian pada kebutuhan masyarakat dalam hal produk yang diinginkan, harga, kualitas, kuantitas, waktu palayanan, kegunaan produk dan sebagainya. Dalam hal ini perusahaan dituntut melakukan inovasi sehingga memiliki daya saing yang tinggi.
2. Tujuan social
Dalam hal ini perusahaan diharapkan untuk memperhatikan keinginan investor, karyawan, penyedia factor-faktor produksi, maupun masyarakat luas.
Dari kedua tujuan tersebut saling mendukung untuk mencapai tujuan utama perusahaan, yaitu member kepuasan kepada keinginan konsumen atau pelanggan.

Perusahaan Sebagai Suatu Sistem
System adalah suatu kesatuan dari unit-unit yang saling berinteraksi, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Perusahaan adalah suatu system karena merupakan kombinasi dari berbagai kegiatan ekonomi yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi proses produksi serta disrtibus barang untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan penjelasan diatas, perusahaan dapat disebut sebagai system karena dalam mencapai tujuannya melibatkan unsure-unsur yang ada di dalam perusahaan itu sendiri maupun yang ada di luar dunia usaha.

Fungsi-Fungsi Perusahaan
Dalam mencapai tujuan perusahaan, dikenal pula fungsi-fungsi perusahaan. Fungsi-fungsi perusahaan adalah:
1. Fungsi operasi. Yang termasuk fungsi operasi adalah:
Fungsi operasi utama:
– Pembelian dan produksi
– Pemasaran
– Personalia
– Keuangan
Fungsi operasi penunjang
– Akuntansi
– Administrasi
– Teknologi informasa dan komputasi
– Transformasi dan komunikasi
– Pelayanan umum
– Hukum/perundang-undangan dan humas
2. Fungsi Manajemen, yaitu:
– Perencanaan
– Pengorganisasian
– Pengarahan
– Pengendalian

Ciri-ciri Perusahaan
Setiap perusahaa memiliki kekhasan masing-masing sehingga dapat mudah dikenali. Ciri-ciri perusahaan yaitu berupa:
– Operatif, yaitu perusahaan melakukan aktivitas ekonomi berupa kegiatan produksi, penyediaan barang, dan pendistribusian barang atau jasa.
– Koordinatif, dalam usaha mencapai tujuan perusahaan, diperlikan koordinasi pada semua komponen perusahaan agar dapat bergerak kea rah yang sama sehingga tercapai tujuan perusahaan.
– Regular, diperlukan keteraturan agar perusahaan bisa terus bergerak maju.
– Dinamis, perusahaan harus bisa menyesuaikan dengan kondisi di lingkungan luar yang selalu berubah-ubah.
– Formal, sebelum mendirikan usaha maupun saat mendirikan usaha, perusahaan dituntut untuk mematuhi peraturan yang berlaku di masyarakat.
– Lokasi, dalam mendirikan perusahaan sebaiknya didirikan di suatu kawasan dengan letak geografis yang jelas
– Pelayanan bersyarat, keberhasilan perusahaan tersebut terhadap visi dan misi dalam suatu kawasan yang secara geografis jelas

Berbagai macam lingkungan perusahaan dan Pengaruhnya terhadap perusahaan

Lingkungan perusahaan ada dua macam, yaitu:
1. Lingkungan eksternal
Lingkungan eksternal tidak berpengaruh secara langsung pada kegiatan perusahaan. Pengaruh lingkungan eksternal terbagi menjadi dua, yaitu; lingkungan eksternal mikro, berpengaruh secara langsung pada kagiatan usaha. Sedangkan lingkungan eksternal makro tidak berpengaruh secara langsung pada kegiatan usaha
2. Lingkungan Internal, factor yang berada dalam kegiatan produksi dan langsung berpengruh pada hasil produksi.

Pendekatan dalam melihat bisnis dan lingkungan
Dalam melakukan kegiatan bisnis, perusahaan perlu menyesuaikan dengan kondisi di lingkungan sekitar. Hal ini penting agar perusahaan dapat mengetahiu perkembangan zaman yang terus bergerak cepat. Dengan begitu perusahaan mampu bersaing dan tidak tersingkir dengan perusahaan lain.
.

Ruang Lingkup Bisnis part 2

Selamat datang kembali di postingan kedua saya. Seperti yang telah saya katakan sebelumya bahwa disini saya akan membahas tentang system perekonomian dan system pasar, celah dalam berbisnis, unsur-unsur penting dalam kegiatan ekonomi, hakikat bisnis, dan pentingnya belajar berbisnis.
Sistem Perekonomian dan Sistem Pasar
Sistem Perekonomian
Sistem Perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya (SD) yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi pada negara tersebut. Perbedaan yang mendasar antara sebuah system ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya adalah cara/metode sistem untuk mengatur faktor produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang individu boleh mempunyai semua faktor produksi. Sementara pada sistem lainnya, semua faktor tersebut dikoordinir oleh pemerintah. Dan pada nyatanya, keadaan sistem ekonomi di dunia berada di antara dua sistem ekstrim tersebut.
Jenis-jenis Sistem Perekonomian:
A. Perekonomian Terencana
Ada dua bentuk utama dari perekonomian terncana yaitu komunisme dan sosialisme. Karl Marx berpendapat bahwa Komunisme adalah system yang mengharuskan pemerintah memiliki dan menggunakan seluruh faktor produksi. Kepemilikan pemerintah atas factor-faktor produksi tersebut hanyalah sementara, ketika perekonomian masyarakat dianggap telah matang, pemerintah harus memberikan hak atas factor-faktor itu kepada para buruh. Negara penganut system ini adalah Cina, Uni Soviet, Eropa Timur, Korea Utara, dan Kuba.
B. Perekonomian Pasar
Perekonomian pasar bergantung pada konsep kapitalisme dan liberalisme untuk menciptakan sebuah lingkungan produsen dan konsumen bebas menjual dan membeli barang yang mereka inginkan (dalam batas-batas tertentu). Sebagai akibatnya, barang yang diproduksi dan harga yang berlaku ditentukan oleh mekanisme penawaran permintaan (demand-supply).

Celah Bisnis dalam Masyarakat
Sebelum memulai berbisnis hendaknya kita mengetahui celah-celah berbisnis di sekitar kita, sehingga ketika kita menjalankan sebuah bisnis kita sudah mengetahui tindakan-tindakan yang perlu dilakukan agar bisnis yang kita jalankan berjalan dengan lancar. Berikut ini merupakan celah-celah dalam berbisnis:
1. Memenuhi Kebutuhan Konsumen
Upaya ini menjadi langkah awal dalam memulai bisnis. Contohnya; di lingkungan kampus banyak mahasiswa membutuhkan kos-kosan/kontrakan, foto copy, warnet, warung makan, dan sebagainya. Dengan kita membuka salah satu usaha diatas, mahasiswa (konsumen) dapat terpenuhi segala kebutuhannya.
2. Jual Keunikan
Agar bisnis kita bisa bersaing di pasaran, kita harus memiliki keunikan tersendiri. Keunikan disini bisa berupa produk yang kita buat, pelayanan, dan sebagainya yang sekiranya bisa menarik minat konsumen.
3. Beri Fasilitas Tambahan
Konsumen tentunya ingin dimanjakan dengan produk/pelayanan jasa yang kita hasilkan. Berikan diskon, potongan harga, atau promosi-promosi lainnya pada konsumen agar semakin banyak konsumen berdatangan menggunakan produk kita.
4. Jadi Agen
Membuka agen/ biro yang menyediakan jasa atau layanan yang spesifik. Seperti membuka jasa tour/travel.
5. Buka kantor
Merintis usaha sendiri, dengan latar belakang profesi yang bersangkutan.
6. Jalankan DS/MLM
Bisnis yang prospektif dan merupakan alternative untuk peluang usaha. Direct Selling dan Multi-Level Marketing sering disebut people franchise. Modalnya murah meriah, namun sudah didukung produk yang bagus, sistem pemasaran, pelatihan, dan jenjang karier.
7. Usaha waralaba (franchise)
Dengan modal yang cukup besar, tapi usaha yang sudah memiliki tempat di konsumen, dengan cara membeli waralaba (franchise) bisa jadi pilihan. Waralaba merupakan jenis usaha yang relatif terstandarisasi. Namun, dibutuhkan kejelian membaca waralaba mana yang bagus.

Unsur-unsur Penting Dalam Aktivitas Ekonomi
Dalam aktivitas ekonomi tentunya ada unsur-unsur penting yang bisa membuat aktivitas ekonomi berjalan sebagaimana mestinaya. Unsur-unsur tersebut antara lain:
 Manusia (Men): sebagai pengendali aktivitas ekonomi dan tenaga kerja.
 Modal (Money): sebagai jalan awal untuk suatu aktivitas ekonomi.
 Material: sebagai peralatan untuk membangun aktivitas ekonomi, factor pendukung dalam aktivitas ekonomi, meliputi bahan baku.
 Metode: sebagai langkah yang dipakai dalam suatu aktivitas ekonomi. Ide yang ditujukkan untuk mengorganisir dan mengkoordinir.
 Manajerial: sebagai langkah pengolahan.
 Mesin atau peralatan: alat pembantu untuk proses suatu aktivitas ekonomi

Hakikat Bisnis
Berbisnis hakikatnya adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Seorang pebisnis selalu bisa melihat adanya kebutuhan konsumen yang tidak terbatas. Dengan begitu seorang pebisnis selalu berusaha memenuhi kebutuhan konsumen tersebut. Ketika konsumen merasa kebutuhannya telah terpenuhi, mereka akan merasa senang dan puas. Dari kepuasan konsumen itulah pebisnis akan mendapatkan keuntungan dan bisnisnya akan berkembanga.

Mengapa belajar bisnis?
Fakta bahwa setiap tahun jumlah persaingan para pencari kerja semakin meningkat, dengan jumlah lapangan pekerjaan yang terbatas, membuat semakin meningkatnya jumlah pengangguran di Indonesia, disini kita harus berfikir keras bagaimana cara untuk bertahan hidup di kota besar. Dari keadaan tersebut, itulah betapa pentingnya belajar bisnis. belajar bisnis itu penting. Karena dengan bisnis kita bisa mencukupi kebutuhan konsumen yang semakin meningkat.
Dalam berbisnis kita harus memiliki keahlian, talenta, dan kebiasaan. Contohnya, jika kita ingin pandai membuat kue, kita harus belajar dengan ahli pembuat kue. Begitu pula dalam berbisnis, kita harus belajar dari para pebisnis professional, orang-orang yang bergelut dalam bisnis dengan pengalaman yang tak terbatas.
Selain belajar berbisnis, kita juga harus terbiasa dengan kehidupan bisnis, sehingga pengalaman kita semakin bertambah dan ketika kita menemukan kesulitan, kita sudah tahu bagaimana cara menyelesaikannay.
Ketika kita telah berhasil menjadi seorang pebisnis, tidak hanya keuntungan material saja yang kita dapat. Kita juga bisa membuka lapangan pekerjaan sehingga kita bisa menyerap tenaga kerja dan dapa mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia.
Jadi masihkah belum berminat belajar bisnis??? think again!!!! 

Ruang Lingkup Bisnis Part 1

Ruang Lingkup bisnis
Pada postingan pertama ini, saya akan membahas tentang ruang lingkup bisnis. disini akan saya bahas tentang pengertian bisnis dan jenisnya dan tujuan kebijakan bisnis. Kemudian pada postingan selanjutnya saya akan membahas tentang system perekonomian dan system pasar, celah dalam bisnis, dan unsur-unsur penting dalam aktivitas ekonomi. hakikat bisnis dan pentingnya belajar bisnis.
Langsung saja kita mulai dengan pembahasan pertama.
1. Pengertian bisnis dan jenisnya
Apa yang dimaksud dengan bisnis???
Kata bisnis sendiri sebenarnya memiliki banyak arti. Tergantung dari sudut pandang masing-masing orang dalam mendefinisikan kata bisnis tesebut.
Pengertian Bisnis menurut KBBI adalah usaha komersial di dunia perdagangan; bidang usaha; usaha dagang: bekerja di bidang — kepariwisataan; — akuakultur usaha budi daya air: para pengusaha yang berminat mengembangkan — akuakultur di Indonesia menuntut berbagai kemudahan kepada pemerintah. Sedangkan pengertian bisnis menurut ilmu ekonomi adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Namun secara historis, kata bisnis diambil dari bahasa Inggris yaitu business, dari kata dasar busy yang berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
Selain itu pengertian bsinis secara etimologi adalah keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Sedangkan beberapa ahli memiliki pendapat yang berbeda mengenai pengertian bisnis. Mach Foedz berpendapat bahwa bisnis adalah perdagangan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang terorganisasi untuk mendapatkan laba dengan memproduksi dan menjual barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Sedangkan ahli lain yaitu Griffin & Eber mengatakan bahwa bisnis merupakan suatu organisasi yang menyediakan barang atau jasa yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Sedangkan pengertian bisnis menurut saya adalah suatu usaha yang dilakukan secara perorangan atau berkelompok yang tujuannya untuk mengkasilkan keuntungan, baik secara materi maupun non-materi.

Lalu apa saja jenis-jenis bisnis???
Jenis-jenis bisnis ada 4 macam, yaitu:
1. Monopsoni
satu pelaku usaha menjadi pembeli tunggal atas barang dan/jasa pada komoditas tertentu. Contoh monopsoni adalah penjualan perangkat kereta api di Indonesia. Perusahaan Kereta Api di Indonesia hanya ada satu yakni KAI, oleh karena itu, semua hasil produksi hanya akan dibeli oleh KAI.
2. Pasar Oligopoli
Pasar Oligopoli adalah pasar di mana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh.
Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian yang terikat dengan permainan pasar, di mana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga, dan sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing mereka. Praktek oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk kedalam pasar, dan juga perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual terbatas, sehingga menyebabkan kompetisi harga diantara pelaku usaha yang melakukan praktek oligopoli menjadi tidak ada.
Struktur pasar oligopoli umumnya terbentuk pada industri-industri yang memiliki capital intensive yang tinggi, seperti, industri semen, industri mobil, dan industri kertas. Dalam Undang-undang No. 5 Tahun 1999, oligopoli dikelompokkan ke dalam kategori perjanjian yang dilarang, padahal umumnya oligopoli terjadi melalui keterkaitan reaksi, khususnya pada barang-barang yang bersifat homogen atau identik dengan kartel, sehingga ketentuan yang mengatur mengenai oligopoli ini sebagiknya digabung dengan ketentuan yang mengatur mengenai kartel.
3. Oligopsoni
Oligopsoni adalah keadaan dimana dua atau lebih pelaku usaha menguasai penerimaan pasokan atau menjadi pembeli tunggal atas barang dan/atau jasa dalam suatu pasar komoditas.
4. Pasar monopoli
Pasar monopoli (dari bahasa Yunani: monos, satu dan polein, menjual) adalah suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu penjual yang menguasai pasar. Penentu harga pada pasar ini adalah seorang penjual atau sering disebut sebagai “monopolis”. Sebagai penentu harga (price-maker), seorang monopolis dapat menaikan atau mengurangi harga dengan cara menentukan jumlah barang yang akan diproduksi; semakin sedikit barang yang diproduksi, semakin mahal harga barang tersebut, begitu pula sebaliknya. Walaupun demikian, penjual juga memiliki suatu keterbatasan dalam penetapan harga. Apabila penetapan harga terlalu mahal, maka orang akan menunda pembelian atau berusaha mencari atau membuat barang subtitusi (pengganti) produk tersebut atau —lebih buruk lagi— mencarinya di pasar gelap (black market).

Tujuan Kebijakan Bisnis

Tujuan kebijakan bisnis ada 4, yaitu :
1. Melindugi usaha kecil dan menengah
Kebijakan bisnis di buat untuk melindungi usaha kecil dan menengah, karena mayoritas bisnis di Negara Kita ini di dominasi oleh usaha-usaha menengah ke atas. Kebijakan ini berguna untuk mencegah usaha kecil tersingkir dan tidak mempunyai lahan atau wilayah berusaha. Padahal justru usaha kecil ini yang perlu dikembangkan sehingga bisa menjadi lebih besar dan mempunyai daya saing.
2. Melindungi lingkungan hidup sekitarnya
Melakukan bisnis atau usaha di Negara Kita ini memilik aturan, dan itu diharuskan. Aturan tersebut antara lain adalah tujuannya untuk tidak merusak atau memberi dampak negatif kepada lingkungan hidup sekitar wilayah tempat usaha tersebut. Tidak dibanarkan jika membuang limbah ke tempat yang di manfaatkan oleh penduduk sekitar, seperti sungai. Dengan adanya kebijakan ini, maka para pebisnis juga akan meminimalisaiskan dampak negatif yang nantinya akan berimbas kepada penduduk dan lingkungan hidup sekitarnya.
3. Melindungi konsumen
Bisnis yang baik adalah usaha bisnis yang mementingkan pelayanan kepada konsumen. Konsumen adalah raja yang perlu dilindungi. Konsumen jangan sampai dirugikan atau dikecewakan oleh karena mengkonsumsi barang atau jasa yang diproduksi dari para pebisnis tersebut. Segala yang diberikan kepada konsumen haruslah yang terbaik dan pelayanannyapun harus prima. Jikakonsumen merasa dilindungi dan mendapatkan yang terbaik dari para pebisnis tersebut, konsumen tidak segan-segan bekerja sama kembali.
4. Pendapatan Pemerintah
Banyaknya bisnis yang beroperasi di Negara Kita ini tentunya juga memberikan keuntungan bagi Negara Kita juga. Bisnis yang beroperasi memiliki kewajiban untuk membayar pajak kepada pemerintah. Inilah yang sering Kita sebut dengan devisa. Semakin banyak untung/laba yang diperoleh suatu usaha bisnis, semakin besar pula Ia harus membayar pajak Negara demikian sebaliknya. Devisa yang diperoleh tersebut digunakan lagi oleh pemerintah untuk melakuka pembangunan di tiap-tiap wilayah di Negara Kita ini. Namun, sering teerjadi penyelewengan terhadap uang yang seharusnya menjadi hak rakyat ini (korupsi).

Selain dari tujuan kebijakan bisnis tersebut, ada beberapa tujuan bisnis yang hendak dicapai oleh setiap pebisnis. Tujuan-tujuan bisnis tersebut adalah:
– Profit (keuntungan): berbisnis untuk memperoleh laba. Keuntungan disini maksudnya keuntungan dalam bentuk materi.
– Growth (pertumbuhan): berbisnis untuk pertumbuhan ekonomi.
– Continuity (berkesinambungan): berbisnis dengan tujuan kontinu. Maksudnya, bisnis yang dijalankan oleh seorang pebisnis dapat berlanjut terus-menerus dan dapat berkembang menjadi lebih luas.
– Stability (stabilitas): berbisnis untuk kestabilan keuangan. Seorang pebisnis melakukan kegiatan bisnis agar keadaan keuangan semakin membaik atau setidaknya stabil.
– Public service (pelayanan umum): berbisnis untuk membuka pelayanan umum (jasa).
– Welfare (sejahtera): berbisnis untuk kesejahteraan. Berbisnis artinya membuka lapangan kerja baru, sehingga dapat mengurangi angka pengangguran yang selanjutnya dapat berimbas pada kondisi kesejahteraan masyarakat yang akan semakin meningkat.
Sedangkan tujuan bisnis secara umum adalah:
– Tujuan ekonomi: memperoleh keuntungan.
– Tujuan sosial: memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat.

Sekian pembahasan tentang pengertian bisnis, jenis-jenis bisnis, serta tujuan kebijakan bisnis. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Sampai jumpa di postingan selanjutnyaaa!!!!! 

Referensi: http://id.wikipedia.org/wiki/Bisnis