Pengantar Bisnis 9

Judul : Pasar Bebas dan Dampaknya Bagi Indonesia
Tema : Bisnis Internasional

I. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Pada masa sekarang ini, arus globalisasi semakin berjalan cepat. Dengan adanya arus globalisasi, membuat tidak adanya jarak pemisah antara Negara yang satu dengan yang lainnya
Globalisasi tidak hanya terjadi pada perubahan budaya, tetapi juga berpengaruh pada kondisi perekonomian suatu Negara. Dalam hal ini contohnya adalah pasar bebas. Dengan adanya pasar bebas, menyebabkan terbukanya pintu untuk produk-produk asing masuk ke Indonesai. Hal ini membuat para pengusaha di Indonesia harus bekerja lebih keras lagi agar produknya tidak tersingkir oleh produk asing.
Kondisi tersebutlah yang melatar belakangi penulisan ini. Dalam penulisan ini akan dibahas mengenai apa saja dampak pasar bebas, dan kebaikan maupun kelemahan system pasar bebas.

2. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah pada penulisan ini adalah:
1. Apa saja dampak dengan adanya pasar bebas?
2. Apa saja kebaikan dan keburukan system pasar bebas?

3. TUJUAN
Tujuan penulisan ini adalah untuk membahas mengenai dampak adanya pasar bebas dan apa saja kebaikan dan keburukan adanya system pasar bebas.

II. LANDASAN TEORI
Pengertian pasar bebas menurut KBBI adalah suatu pelaksanaan pasar ekonomi melalui kompetisi bebas.
Pasar bebas adalah sebuah terminologi yang menggambarkan terajadinya sebuah transaksi atau pertukaran di dalam masyakat. Setiap pertukaran terjadi berdasarkan kamauan sukarela antara dua orang atau dua kelompok masyarakat yang mungkin diwakili oleh sebuah agen. Kedua individu tersebut, atau kelompok, melakukan pertukaran dua barang ekonomis, bisa berupa komoditi/barang, bisa pula jasa layanan. Karenanya, saat sebauh surat kabar dibeli dari seorang agen penjaja, misalnya dengan harga 2000 rupiah, antara agen penjual surat kabar dengan pembeli telah terjadi pertukaran dua komoditi. Pembeli menukarkan uang 2000 rupiahnya, dan penjaja memberikan surat kabar. Atau di sebuah perusahaan misalnya, seseorang menukarkan layanan tenaga kerjanya, dengan kesepakatan yang saling menguntungkan, untuk uang gaji yang ia terima. Disini perusahaan diwakili oleh seorang agen (manajer) yang memiliki kekuasaan untuk memberikan pekerjaan.
Kedua pihak melakukan transaksi pertukaran karena masing-masing pihak mengaharap meraih keuntungan dari proses tersebut. Juga masing-masing akan mengulangi melakukan pertukaran di masa yang akan datang (atau menolak melakukannya) karena harapannya telah terbukti (atau tidak terbukti) di masa yang sebelumnya. Perdagangan atau pertukaran terjadi karena kedua pihak merasa diuntungkan. Jika mereka tak mengharapkan adanya keuntungan mereka tidak akan setuju untuk melakukan pertukaran.
Pasar bebas terjadi karena sudah tidak adanya sekat pemisah antara produk dalam negeri dengan produk luar negeri. Sekarang ini produk luar negeri dengan mudahnya masuk ke Indonesia dan masyarakat Indonesia pun memberikan respon positif terhadap hal tersebut.

III. PEMBAHASAN
1. Dampak Adanya Pasar Bebas
Dengan adanya pasar bebas sekarang ini, bisa kita rasakan akan dampak dari adanya pasar bebas. Dampak tersebut ada dampak positif dan dampak negatif. Berikut ini merupakan dempak positif dan dampak negative adanya pasar bebas.
– Dampak positif
Pengusaha maupun perusahaan Indonesia akan mendapat dorongan secara tidak langsung untuk meningkatkan kualitas produknya agar dapat bersaing dengan produk dari luar negeri. Selain itu, hadirnya berbagai produk luar negeri yang masuk di Indonesia ini bisa menjadi inspirasi bagi perusahaan di Indonesia untuk menciptakan inovasi pada produk-produknya.
Selain itu, masyarakat Indonesia akan bisa mengikuti perkembangan zaman ataupun perkembangan teknologi. Pasar bebas juga bisa memperkaya budaya Indonesia dan bisa menambah pengetahuan tentang produk-produk yang sedang trendy.
– Dampak negative
Dampak negative dengan adany a pasar bebas adalah mesyarakat Indonesia yang akan menjadi lebih konsumtif. Selain itu, tingkat kreatifitas masyarakat Indonesia tidak akan berkembang. Karena kebanyakan orang Indonesia berpandangan ‘kalau bisa beli, untuk apa buat sediri.’ Pandangan inilah yang akan membuat masyarakat Indonesia malas, konsumtif, dan tidak kreatif. Sedangkat dengan keadaan yang seperti ini menjadi sasaran yang ‘empuk’ bagi produk perusahaan asing, karena bisa dipastikan produknya akan diterima oleh masyarakat Indonesia.

2. Kebaikan dan Keburukan Sistem Pasar Bebas
Selain dampak system pasar bebas di atas, ada juga kebaikan dan keburukan system ekonomi pasar bebas. Berikut ini merupakan kebaikan dan keburukan system pasar bebas.
 Kebaikan system pasar bebas
– Menyelaraskan kegiatan ekonomi dengan efisien
Salah satu kebaikan dari pasar bebas ini adalan kemampuannya membuat penyesuaian dengan serta merta tanpa menunggu perintah atau pengaturan dari sesuatu penguasa pusat. Tindakan ini akan menimbulkan penyesuaian baru di pasar. Dengan demikian secara terus menerus kegiatan ekonomi mengalami perubahan san system pasar bebas dapat denga segera dan dengan efisien mengatur perubahan-perubahan yang berlaku.sistem pasar bebas dapat memberikan petunjuk-petunjuk tentang corak penyesuaian yang perlu berlaku untuk menghadapi suatu perubahan yang timbul.
– Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat
Kebebasan individu dalam menjalankan kegiatan ekonomi yang mereka sukai menggalakkan mereka untuk bekerja lebih efisien dan lebih giat. Produktivitas individu akan dapat ditingkatkan dan ini akan memberikan sumbangan penting kea rah pertumbehan ekonomi yang cepat dan teguh. Oasar bebas juga menggalakkan individu-individu untuk melakukan pembaruan-pembaruan (inovasi) dalam kegiatan ekonomi mereka supaya mereka mampu bersaing dengan pihak lain dan untuk mendapatkan pendapatan dan keuntungan yang lebih besar dari kegiatan ekonominya.
– Kebebasan dalam melakukan kegiatan ekonomi
Masyarakat diberi kebebasan untuk menentukan keinginan mereka, dan keinginan mereka inilah yang seterusnya akan menentukan corak kegiatan ekonomi yang akan wujud di pasar. Selai itu perusahaan-perusahaan juga mendapat kebebasan yang luas dalam menjalankan kegiatan mereka. Terdapat kebebasan kepada setiap perusahaan untuk menentukan jenis barang yang akan diproduksikannya, kapasitas produksi yang akan digunakan dan tingkat produksi yang akan dicapai. Dalam perekonomian pasar tidak terdapat sesuatu badan tertentu yang akan mengatur perusahaan-perusahaan melakukan berbagai aspek dari operasi produksi mereka.

 Keburukan system pasar bebas
Beberapa keburukan dari system pasar bebas bersumber dari ketidakmampuan system pasar untuk mengatu kegiatan ekonomi seefisien seperti yang diharapkan. Dalam kegiatan ekonomi yang sebenarnya terdapat beberapa bentuk kegagalan dari system pasar untuk mewujudkan kegiatan ekonomi yang teguh dan efisien. Kegagalan tersebut terutama bersumber dari factor-faktor berikut:
– Akibat-akibat ekstern (eksternaliti) yang merugikan
– Kekurangan produksi barang public dan barang merit
– Mewujudkan kekuasaan monopoli dalam pasar
– Kegagalan membuat penyesuaian denga efisien
– Distribusi pendapatan tidak seimbangan

IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari pembahasan ini dapar disimpulkan bahwa dengan adanya pasar bebas, tidak selalu berdampak positif, maupun berdampak negative. Tetapi system pasar bebas memiliki dampak positif maupun dampak negative.
Saran
kita sebagai masyarakat Indonesia dan sebagai konsumne hendaknya lebih bisa menentukan mana yang menjadi kebutuhan dan mana yang menjadi keinginan. Jangan sampai kita menjadi masyarakat yang konsumtif.
V. DAFTAR PUSTAKA
Sukirno, Sadono. 2013. Teori Pengantar Mikroekonomi edisi ke-3. Penerbit PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta

Pengantar Bisnsi 8

Judul : Faktor Produksi
Tema : Manajemen Produksi

I. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Setiap perusahaan didirikan untuk memproduksi suatu barang maupun jasa. Perusahaan dagang didirikan atas dasar untuk memproduksi suatu barabg yang nantinya akan di pasarkan pada konsumen. Sedamgkan perusahaan jasa didirikan untuk memberikan suatu pelayanan jasa pada konsumen.
Pada perusahaan dagang, akan ada yang namanya produksi. Produksi adalah suatu kegiatan perusahaan untuk menghasilkan barang atau jasa dari bahan-bahan atau sumber-sumber faktor produksi dengan tujuan untuk dijual lagi. Pada penulisan ini akan dibahas mengenai factor produksi. Sehingga dapat diketahui factor apa saja yang dapat mempengaruhi factor produksi suatu perusahaan.

2. RUMUSAN MASALAH
Dalam penulisan ini akan dibahas mengenai:
1. Apa saja yang mempengaruhi factor produksi?
2. Apa saja fungsi produksi?

3. TUJUAN
Penulisan ini bertujuan untuk membahas mengenai factor-faktor dan bagaimana proses produksi dilaksanakan.

II. LANDASAN TEORI
Produksi adalah kegiatan perusahaan untuk menghasilkan barang atau jasa dari bahan-bahan atau sumber-sumber faktor produksi dengan tujuan untuk dijual lagi. Pengertian produksi tersebut memberikan arti lebih jauh lagi mengenai peranan manajer produksi. Tanggung jawab produksi sangat berkaitan erat dan secara langsung memberikan dampak yang besar bagi perusahaan. Oleh karena itu tanggung jawab manajer adalah memutuskan keputusan-keputusan penting untuk mengubah sumber-sumber ekonomi menjadi hasil yang dapat dijual.
Sedangkan kata produksi menurut KBBI memiliki arti hasil, maksud kata hasil disini adalah suatu proses membuatan suatu barang.

III. PEMBAHASAN
1. Factor Produksi
Faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi barang dan jasa. Ada banyak factor yang mempengaruhi factor produksi, yaitu:
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan produk adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Produk Bagi Konsumen
Maksud dari factor ini adalah apakah barang yang akan di produksi dapat bermanfaat untuk konsumen atau malah sebaliknya. Hal ini penting karena akan berpengaruh pula pada tingkat permintaan konsumen terhadap barang yang kita produksi. Apabila barang kita produksi tidak memiliki nilai manfaat buat konsumen, maka konsumen juga tidak akan membeli produk kita, sedangkan apabila barang yang di[roduksi merupakan suatu kebutuhan dan bisa bermanfaat bagi konsumen, maka bisa jadi tingkat permintaan konsumen terhadap produk kita akan meningkat.
2. Permintaan Pasar
Selanjutnya, factor produksi lainnya yaitu permintaan pasar. Apabila tingkat permintaan pasar tinggi terhadap barang yang kita produksi, maka kita dituntut untuk memenuhi permintaan konsumen. Dengan begitu, kita akan memproduksi barang tersebut dalam jumlah yang benyak.
3. Potensi Pasar
Factor ini terlihat setelah kita menganalisis kondisi pasar. Apakah barang yang kita produksi nantinya berpotensi diterima oleh konsumen.
4. Kemungkinan Pengembangan Produk di Masa yang akan datang
Dalam memproduksi barang, pihak produsen dituntut untuk selalu bersifat inovativ dan kreatif. Ini dikarenakan arus globalisasi yang semakin bergerak cepat. Selain itu kebutuhan konsumen yang selalu berubah-ubah dan menginginkan suatu pembaruan mengharuskan pihak produsen untuk memenuhi keinginan konsumen.
5. Kekuatan persaingan, dan sebagainya.
Factor produksi yang terakhir ini maksudnya bagaimana suatu perusahaan mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain dan tetap bisa berdiri kokoh ditengah persaingan yang semakin ketat.
Selain factor-faktor diatas, produksi juga dipengaruhi oleh factor lain, yaitu:
a. Tenaga kerja
Tenaga kerja bisa berpengaruh terhadap produksi karena, samakin banyak tenaga kerja, maka akan semakin banyak pula barang yang dapat diproduksi. Sedangkan apabila jumlah tenaga kerja sedikit, maka barang yang dapat diproduksi pun sedikit, atau meskipun barang yang diproduksi banyak, akan membutuhkan waktu yang lebih lama.
b. Tanah
Tanah merupakan salah satu factor produksi yang jumlahnya tetap. Tanah disini maksudnya adalah tempat atau lahan untuk memproduksi barang yang akan diproduksi. Apabila dalam memproduksi suatu barang membutuhkan lahan yang luas, maka proses produksi akan berjalan dengan lancar. Tetapi apabila lahan yang tersedia terbatas sedangkan proses produksi membutuhkan lahan yang laus, maka proses produksi tidak akan berjalan sesuai dengan yang diinginkan.
c. Modal
Dalam memproduksi barang, tentunya dibutuhkan modal. Entah modal berupa uang atau bahan baku. Modal merupakan factor terpenting dala proses produksi. Apabila kita tidak mempunyai modal, kita tidak akan bisa melakukan produksi.
d. Keahlian keusahawanan
Keahlian keusahawanan dibutuhkan selain sebagai penentu kulitas barang yang diproduksi juga sebagai pembeda denga produk lain. Dengan kita memiliki keahlian, kita bisa membuat cirri khas tersendiri atas produk kita.

2. Fungsi Produksi
Hubungan diantara factor-faktor produksi dan tingkat produksi yang diciptakannya dinamakan fungsi produksi. Di dalam teori ekonomi, di dalam menganalisis mengenai produksi, selalu dimisalkan bahwa tiga factor produksi yang belakangan dinyatakan (tanah, modal, dan keahlian keusahawanan) adalah tetap jumlanhnya. Hanya tenaga kerja dipandang sebagai factor produksi yang berubah-ubah jumlahnya.dengan demikian, di dalam menggambarkan hubungan di antara factor produksi yang digunakan dan tingkat produksi yang dicapai, yang digambarkan adalah hubungan dintara jumlah tenaga kerja yang digunakan dan jumlah produksi yang dicapai.
Kegiatan produksi menyangkut dua persoalan yang mempunyai hubungan fungsional atau saling memengaruhi, yaitu:
1. berapa output yang harus diproduksikan, dan
2. berapa faktor-faktor produksi (input) yang akan dipergunakan.
Dengan demikian, yang disebut fungsi produksi adalah hubungan fungsional (sebab akibat) antara input dan output.
Dalam hal ini input sebagai sebab, dan output sebagai akibat. Jadi, fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan antara tingkat output dengan tingkat (kombinasi) penggunaan input-input.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari pembahasan ini sudah jelas bahwa dalam memproduksi suatu barang dipengaruhi oleh bernagai macam factor. Dan factor-faktor tersebut saling terkait dintara factor-faktor produksi lainnya.

V. DAFTAR PUSTAKA
Sukirno, Sadono. Teori Pengantar Mikroekonomi. 2013. Cetakan ke-26. PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Widiatmini. Seri Diktat Kuliah: Pengantar Bisnis. edisi ke-1, cetakan ke-5. 1996. Penerbit Gunadarma, Depok.

Pengantar Bisnis 7

Judul : Peranan Motivasi Kerja Bagi Karyawan
Tema : Manajemen Sumbar Daya Manusia

I. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Tingkat produktivitas suatu perusahaan sangat berkaitan dengan kinerja sumber daya manusia, dalam hal ini biasa disebut sabagai karyawan. Apabila kinerja karyawan suatu perusahaan bagus, maka tingkat produktivitasnya akan tinggi, sedangkan apabila tingkat kinerja karyawan buruk maka tingkat produktivitas perusahaan tersebut akan buruk pula. Bahkan bisa saja perusahaan tersebut gulung tikar karena sumber daya manusia yang tidak produktiv.
Kinerja karyawan berkaitan juga dengan motivasi. Karyawan yang mempunyai motivasi tinggi dalam melaksanakan kewajibannya akan bisa mempengaruhi tingkat produktivitas perusahaan yang berkaitan. Karena pentingnya motivasi kerja bagi perusahaan, maka dalam penulisan ini saya akan membahas tentang peranan motivasi bagi karyawan.

2. RUMUSAN MASALAH
Karena begitu luasnya pembahasan mengenai motivasi, maka saya akan membatasi penulisan ini sehingga menjadi lebih focus pada satu pembahasan. Dengan ini, telah ditentukan beberapa sub judul yang akan menjadi pembahasan penulisan ini, yaitu:
1. Apa saja toeri-teori motivasi?
2. Bagaimana peranan motivasi dalam meningkatkan produktivitas?

3. TUJUAN
Penulisan ini bertujuan untuk membahas tentang pentingnya motivasi bagi karyawan. Selain itu sebagai sarana bagi penulis untuk menguraikan pendapat mengenai motivasi dalam lingkungan perusahaan.

II. LANDASAN TEORI
1. Apa itu motivasi?
Motivasi menurut Prof. Dr. H. Buchari Alma dalam bukunya yang berjudul KEWIRAUSAHAAN adalah kemauan untuk berbuat sesuatu, sedangkan motif adalah kebutuhan, keinginan, dorongan, atau impuls. Motivasi seseorang tergantung kepada kekuatan motivnya. Motif dengan kekuatan yang sangat besarlah yang akan menentukan perilaku seseorang. Motif yang kuat ini seringkali berkurang apabila telah mencapai kepuasan ataupun karena menemui kegagalan.
Selain itu, pengertian motivasi menurut pendapat lain menyatakan bahwa motivasi merupakan kondisi psikologis yang merupakan hasil dari interaksi antara kebutuhan seseorang dan factor-faktor luar yang mempengaruhi perilaku seseorang untuk bertindak dan berusaha..
Motivasi menurut KBBI adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu factor internal yang membuat seseorang terdorong untuk melakukan suatu tindakan berdasarkan suatu tujuan tertentu.
Motivasi kerja berhubungan dengan semangat kerja karyawan. Motivasi memiliki hubungan yang positif dengan prestasi kerja karyawan. Karyawan yang memiliki motivasi tinggi akan memiliki kemungkinan untuk bekerja dengan semangat dan bekerja lebih baik sehingga memiliki prestasi lebih tinggi dibandingkan karyawan yang memiliki motivasi kerja yang rendah.

III. PEMBAHASAN
1. Teori-Teori Motivasi
Dalam perkembangannya ada berbagai macam teori motivasi. Berikut ini teori-teori motivasi secara umum:
a. Teori Motivasi Hierarki Kebutuhan Maslow
Teori yang dikemukakan oleh Abraham Maslow merupakan teori yang sangat popular dimasyarakat. Maslow berpendapat bahwa hierarki kebutuhan manusia dapat dipakai untuk melukiskan dan meramalkan motivasinya. Teorinya tentang motivasi didasarkan oleh dua asumsi.
 Pertama, kebutuhan seseorang tergantung dari apa yang telah dipunyainya .
 Kedua, kebutuhan merupanak hierarki dilihat dari pentingnya..
Menurut Maslow, ada lima kategori kebutuhan manusia, yaitu:
 physiological needs (kebutuhan fisiolagis), yaitu kebutuhan manusia yang paling dasar untuk dapat bertahan hidup, meliputi sandang, pangan, papan, dan kebutuhan biologis.
 safety (security). Kebutuhan keamanan dan keselamatan yaitu kebutuhan manusia dari rasa takut dan khawatir terhadap bahaya yang akan menimpanya. Kebutuhan ini contohnya terbebas dari dari sakit dengan mengikuti asuransi kesehatan., ketakutan akan keamanan rumah dengan menggunakan system keamanan, keamanan pekerjaan dengan meminta kepastian kontrak tetap karyawan bukan karyawan kontrak.
 social (affiliation). Kebutuhan social yaitu kebutuhan manusia untuk melakukan interaksi dengan orang lain sebagai bagian dari makhluk social. Kebutuhan ini timbul karena manusia tidak dapat hidup sendiri dan berada dalam lingkungan sosial masyarakat. Contoh kebutuah sosial misalnya melakukan kegiatan ronda keliling.
 esteem (recognition), Kebutuhan akan penghargaan, yaitu kebutuhan manusia akan penghargaan yang diberkan orang lain terhadap sesuatu yang berhubungan dengan dirinya baik tentang pribadi maupun kegiatan yang dilakukan. Kebutuhan akan penghargaan ini misalnya berupa Piagam atas rangking pertama di sekolah.
 self actualization. Kebutuhan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk bertindak sesuai kemauan dan bakat yang dimiliki. Contoh dari kebutuhan ini misalnya adalah kelompok pecinta mobil , pecinta alam, dsb
b. Teori X dan Teori Y (Douglas Mc. Gregor)
Teori X mengasumsikan bahwa kebanyakan orang lebih suka dipimpin, tidak punya tanggung jawab, dan ingin selamat saja. Ia dimotivasi oleh uang,, keuntungan dan ancaman hukuman. Manajer yang menganut teori X akan menganut system pengwasan dan disiplin yang ketat terhadap para pekerja.
Sedangkan teori Y mengasumsikan bahwa orang itu malas bukan karena bakat atau pembawaab sejak lahir. Semua orang sebenarnya bersifat kreatif, yang harus dibangkutkan atau dirangsang oleh pemimpin. Inilah tugas manajer, yaitu membangkitkan daya kreasi para pekerja. Mc. Gregor mengemukakan daftar asumsi tentang hakikat manusia dalam teori X dan teori Y sbb:
o Teori X
1. Pekerjaan hakikatnya tidak disenangi orang banyak
2. Kebanyakan orang rendah tanggung jawabnya dan lebih suka dipimpin.
3. Kebanyakan orang kurang kreatif.
4. 0rang lebih suka memikirkan kebutuhan-kebutuhan yang bersifat fisik saja, asal itu sudah dipenuhi, selesai persoalannya.
5. Kebanyakan orang harus dikontrol secara ketat, dan sering harus dipaksakan menerima tujuan organisasi (dipaksa bekerja)

o Teori Y
1. Pekerjaan itu sebetulnya sama dengab bermain, cukup menarik dan mengasyikkan
2. Orang mempunyai kemampuan mengawasi diri sendiri guna mencapai tujuan
3. Setiap orang mempunyai kemampuan kreatifitas.
4. Orang tidak hanya memiliki kebutuhan fisik saja tetapi juga memiliki kebutuhan kebutuhan rasa aman, ingin bergaul dan ingin menonjolkan dirinya.
5. Orang harus diberi motivasi agar dapat membangkitkan daya inisiatif dan kreativitasnya.

c. Teori Penetapan Tujuan
Motivasi seseorang akan meningkat jika seseorang mampu memahami tujuan yang akan dicapai dan melihat keterkaitan tujuan tersebut dengan kepentingan pribadi karyawan. Semakin sulit tujuan akan semakin menantang dan memotivasi karyawan. Pads titik tertentu, semakin sulit tujuan menyebabkan karyawan menjadi frustasi dan menurunkan motivasi karyawan untuk bekerja. Perlu adanya penetapan tujuanyang relevan dan sesuai dengan kemampuan karyawan dalam melaksanakan tugas mereka.

2. Peranan Motivasi Dalam Peningkatan Produktivitas
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa motivasi merupakan suatu dorongan, keinginan, dan suatu penggerak untuk melakukan, mencapai, atau menggapai suatu keinginan. Apabila kita ingin mencapai atau menggapai sesuatu kita akan berusaha untuk mendapatkannya. Dengan begitu, kita menjadi termotivasi agar keinginan itu terwujud.
Motivasi tidak hanya terjadi pada kehidupan masing-masing individu. Tapi, motivasi bisa juga diterapkan dalam lingkungan pekerjaan atau perusahaan. Dimana teori motivasi bisa menjadi pemacu agar usaha yang sedang dijalankan semakin baik dan semakin berkembang pesat. Misalnya, apabila suatu perusahaan atau industry pakaian di awal produksinya hanya mampu memproduksi 10 buah pakaian, tapi karena dorongan atau motivasi yang kuat untuk terus meningkatkan kuantitas produksinya, maka perusahaan tersebut akan berusaha untuk selalu meningkatkan kuantitas produksinya.
Motivasi kerja tidak hanya terjadi karena upah yang diberikan pada karyawan, tetapi bisa terjadi karena persaingan antara perusahaan lain untuk menjadi yang terbaik dan terhebat. Selain itu, motivasi juga timbul karena kepuasan konsumen dengan hasil produksi, dengan begitu karyawan akan semakin termotivasi untuk bekerja lebih giat untuk terus meningkatkan kuantitas maupun kualitas produksi. Nah, karena perusahaan yang sedang dijalankan semakin berkembang, maka akan berdampak pula pada kesejahteraan karyawannya.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, bisa disimpulkan bahwa motivasi kerja memiliki pengaruh yang besar terhadap peningkatan produktivitas perusahaan. Tujuan-tujuan perusahaan bisa tercapai dengan adanya motivasi untuk mencapai tujuan tersebut. Tanpa adanya motivasi, perkembangan perusahaan akan sulit bahkan bisa berakibat pada kebangkrutan usaha tersebut.

Saran
Untuk mencapai suatu keinginan dan tujuan perusahaan sebaiknya diberikan motivasi pada pada karyawan agar para karyawan bisa bekerja lebih giat dan tujuan yang hendal dicapai bisa terwujud.

V. DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. 2011 Kewirausahaan, cetakan ke-17. Penerbit Alfabeta, Bandung
Alteza, Multiya. 2011, Pengantar Bisnis: Teori dan Aplikasi di Indonesia

Pengantar Bisnsi 6

Judul : Bank Konvensional dan Bank Syariah
Tema : Bentuk-Bentuk Badan Usaha

I. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Bank merupakan lembaga keuangan yang sudah tidak asing lagi di masyarakat kita. Bank mempunyai fungsi yang sangat penting dalam perekonomian maupun kehidupan masyarakat.
Selama ini masyarakat di Indonesia lebih mengenal bank umum atau bank konvensional. Padahal sudah sejak lama bank syariah berkembang di Indonesia, namun kurangnya pengtahuan masyarakat tentang bank yang satu ini.
Bank syariah pertama kali di pelopori oleh Negara Pakistan pada awal awal Juli 1979. Pada awal perkembangannya, system bunga dihapuskan dari tiga istitusi: national Invesment (Unit trust), House Building Finance Corporation (pembiayaan sektor perumahan) dan Mutual Funds of the Investment Corporation of Pakistan (kerjasama investasi).
Kemudian system perbankan syariah mulai berkembang di Negara-negara timur tengah seperti; Mesir, Siprus, Kuwait Bahrain, Uni Emirat Arab, hingga ke asia, seperti; Malaysia dan Indonesia.
Dalam penulisan ini, saya tidak akan memfokuskan tentang perbankan syariah, tetapi bagaimana perbandingan antara bank konvensional dengan bank syariah.

2. RUMUSAN MASALAH
Agar penulisan ini bisa lebih terfokus pada pemilihan tema maupun judul, maka saya telah memutuskan beberapa pertanyaan yang akan menjadi rumusan masalah ini, yaitu:
1. Bagaimana perkembangan bank konvensional di Indonesia?
2. Bagaimana perkembangan bank syariah di Indonesia?
3. Apa saja perbedaan Bank Konvensional dengan bank syariah?

3. TUJUAN
Pada penulisan ini diharapkan bisa, baik penulisa maupun pembaca bisa lebih mengetahui tentang bank konvenional maupun bank syariah, juga perbedaannya.

II. LANDASAN TEORI
Bank adalah lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi orang perseorangan, badan-badan usaha swasta, badan usaha milik negara, bahkan lembaga-lembaga pemerintahan menyimpan dana-dana yang dimilikinya. (Hermansyah, Hukum Perbankan di Indonesia).
Selain itu, pengertian bank menurut KBBI adalah badan usaha di bidang keuangan yang menarik dan mengeluarkan uang dl masyakarat, terutama memberikan kredit dan jasa di lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.
Definisi Bank menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Definisi Bank menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bank merupakan lembaga keuangan yang menyediakan dana berupa kredit atau dalam bentuk lainnya yang berasal dari simpanan masyarakat, sehingga bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat.

III. PEMBAHASAN
1. Perkembangan Bank Konvensional di Indonesia
Pengertian kata “konvensional” menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah “menurut apa yang sudah menjadi kebiasaan”. Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah “berdasarkan kesepakatan umum” seperti adat, kebiasaan, kelaziman.
Berdasarkan pengertian itu, bank konvensional adalah bank yang dalam operasionalnya menerapkan metode bunga, karena metode bunga sudah ada terlebih dahulu, menjadi kebiasaan dan telah dipakai secara meluas dibandingkan dengan metode bagi hasil.
Bank konvensional pada umumnya beroperasi dengan mengeluarkan produk-produk untuk menyerap dana masyarakat antara lain tabungan, simpanan deposito, simpanan giro; menyalurkan dana yang telah dihimpun dengan cara mengeluarkan kredit antara lain kredit investasi, kredit modal kerja, kredit konsumtif, kredit jangka pendek; dan pelayanan jasa keuangan antara lain kliring, inkaso, kiriman uang, Letter of Credit, dan jasa-jasa lainnya seperti jual beli surat berharga, bank draft, wali amanat, penjamin emisi, dan perdagangan efek.
Bank konvensional dapat memperoleh dana dari pihak luar, misalnya dari nasabah berupa rekening giro, deposit on call, sertifikat deposito, dana transfer, saham, dan obligasi. Sumber ini merupakan pendapatan bank yang paling besar. Pendapatan bank tersebut, kemudian dialokasikan untuk cadangan primer, cadangan sekunder, penyaluran kredit, dan investasi. Bank konvensional contohnya bank umum dan BPR. Kedua jenis bank tersebut telah kalian pelajari pada subbab sebelumnya.
Martono (2002) menjelaskan prinsip konvensional yang digunakan bank konvensional menggunakan dua metode, yaitu:
– Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan seperti tabungan, deposito berjangka, maupun produk pinjaman (kredit) yang diberikan berdasarkan tingkat bunga tertentu.
– Untuk jasa-jasa bank lainnya, pihak bank menggunakan atau menerapakan berbagai biaya dalam nominal atau prosentase tertentu. Sistem penetapan biaya ini disebut fee based.

2. Perkembangan Bank Syariah di Indonesia
1. Latar Belakang Bank Syariah
Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syariah sebagai pilar ekonomi islam mulai dilakukan. Para tokoh yang terlibat dalam kajian tersebut adalah Karnaen A. Purwataatmaja, M. Dawam Raharjo, A.M.Saefuddin, M. Amien Azis, dan lain-lain. Akan tetapi, prakarsa lebih khusus untuk mendirikan ban islam di Indonesia baru dilakukan pada tahun 1990. Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18-20 Agustus 1990 menyelenggarakan Lokakarya Bung Bank dan Perbankan di Cisarua, Bogor, Jawa Barat.
2. PT. Bank Muamalat Indonesia (BMI)
Bank Muamalat Indonesia lahir sebagai hasil kerja Tim Perbankan MUI di atas. Akte Pendirian PT. Bank Muamalat Indonesia ditandatangani pada tanggal 1 November 1991. Pada saat penandatanganan akti pendirian ini terkumpul komitmen pembelian saham sebanyak Rp84 miliar.
Pada tanggal 3 November 1991, dama acara silaturahmi Presiden di Istana Bogor, dapat dipenuhi dengan total komitmen modal disetor awal sebesar Rp106.126.382.000,00. Dengan modal awal tersebut, pada tangga 1 Mei 1992, Bank Muamalat Indonesia mulai beroperasi. Hingga September 1999, Bank Muamalat Indonesia telah memiliki lebih 45 outlet yang tersebar di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Balikpapan, dan Makassar.
3. Era Reformasi dan Perbankan Syariah
Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan disetujuinya Undang-Undang No. 10 Tahun 1998. Dalam UU tersebut diatur dengan rinci landasan hokum serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan di implementasikan oleh bank syariah. UU tersebut juga memberikan arahan bagi bank-bank konvensional untuk membuka cabang syariah atau bahkan mengkonversi diri menjadi secara total menjadi bank syariah.
Bank Umum Syariah merupakan bank milik pemerintah pertama yang melandaskan operasionalnya pada prinsip syariah. Secara sturktural, BSM berasal dari Bank Susila Bakti, sebagai salah satu anak perusahaan di lingkup Bank Mandiri (ex BDN), yang kemudian dikonversikan menjadi bank syariah secara penuh.

3. Perbedaan Antara Bank Konvenional dengan Bank Syariah
Dalam beberapa hal, bank konvensional dan bank syariah memilik persamaan, terutama dalam sisi teknis penerimaan uang, mekanisme transfer, teknoligi computer yang digunakan, syarat-syarat umum memperoleh pembiayaan seperti KTP, NPWP, proposal, laporan keuangan, dsb. Akan tetapi, terdapat banyak perbedaan mendasar diantara keduanya. Perbedaan tersebut menyangkut aspek legal, struktur organisasi, usaha yang dibiayai, dan lingkungan kerja.
Berikut ini merupakan perbandingan antara bank konvensional dengan bank syariah:
• Bank Konvensional
– Investasi yang halal dan haram
– Memakai perangkat bunga
– Profit oriented
– Hubungan dengan nasabah dalam bentuk debitor-debitor
– Tidak terdapat sejenis layaknya bank syariah

• Bank Syariah
– Melakkukan investasi-investasi yang halal saja
– Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual beli, dan sewa
– Profit dan falah oriented
– Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan kemitraan
– Penghimpunan dan penyaluran dan harus sesuai
– dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah.

IV. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa bank syariah di jalankan berdasarkan hukum islam. Dalam pelaksanaanya, bank syariah tidak memberlakukan system bunga, tetapi berdasarkan bagi hasil. Selain itu, dalam melakukan investasi hanya dilakukan yang halal menurut hokum islam saja. Serta berbagai perbedaan bank syariah dengan bank konvensional lainnya.

V. DAFTAR PUSTAKA
Syafi’I Antonio, Muhammad. Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik cetakan ke 11. 2007. Penerbit Gema Insani, Jakarta

Pengantar Bisnis 5

Judul : Pentingnya Etika dalam Bisnis
Tema : Tanggung Jawab Sosial Suatu Bisnis

I. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari kita dituntut untuk menerapkan etika-etika di lingkungan masyarakat. Selain karena Negara Indonesia yang terkenal dengan kesopanannya, etika merupakan suatu nilai yang sudah membudaya dan melekat pada diri bangsa Indonesia.
Selain diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, etika juga perlu diterapakan dalam kehidupan bisnis dan dikenal dengan etika dalam berbisnis. Karena perlunya etika dalam bisnis, maka saya akan membahas tentang etika dalam berbisnisb pada pembahasan ini

2. RUMUSAN MASALAH
Ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab dalam pembahasan ini, yaitu:
1. Factor apa saja yang mempengaruhi etika?
2. Apa saja keuntungan menjaga etika?

3. TUJUAN
Tujuan penulisan ini adalah agar kita, khususnya para pelaku bisnis mengetahui betapa pentingnya menerapkan etika dalam berbisnis. Selain untuk memberi kepuasan kepada konsumen, dengan kita menerapkan etika dalam berbisnis, juga akan berdampak pada kelancaran bisnis yang kita jalankan.

II. LANDASAN TEORI
1. PENGERTIAN ETIKA
Etika berasal dari kata Yunani ethos, yang dalam bentuk jamaknya (ta etha) berarti ‘adat istiadat’ atau ‘kebiasaan’. Dalam pengertian ini etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat atau kelompol masyarakat. Ini berarti etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik, dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang yang lain atau dari satu generasi ke ganarasi yang lain. Kebiasaan ini lalu terungkap dalam perilaku berpola yang terus berulang sebagai sebuah kebiasaan.
Selain pengertian diatas, etika juga dipahami sebagai filsafat moral, atau ilmu yang membahas dan mengkaji nilai dan norma. Kemudian Magnis-Suseno mengatakan bahwa etika adalah sebuah ilmu dan bukan ajaran. Sebagai sebuah ilmu yang terutama menitikberatkan refleksi kritis dan rasional, etika dalam pengertian ini bahkan mempersoalkan apakah nilai dan norma moral tertentu memang harus dilaksanakan dalam situasi konkret tertentu yang dihadapi seseorang.

2. PENGERTIAN ETIKA BISNIS
Etka selalu dikaitkan dengan bisnis. sejak ada bisnis, sejak saat itu pula bisnis dihubungkan dengan etika, sebagaiman etika selalu dikaitkan juga dengan wilayah-wilayah lain dalam kehidupan manusia seperti politik, keluarga, seksualitas, berbagai profesi, dan sebagainya. Jadi, etika dalam bisnis atau etika berhubungan dengan bisnis berbicara tentang bisnis sebagai salah satu topic disamping sekian banyak tipok lainnya.
Etika bisnis dalam artian khusus pertama kali timbul di Amerika Serikat dalam tahun 1970-an dan agak cepat meluas ke kawan dunia lainnya.
Pada awal sejarah filsafat, Plato, Aristoteles, dan filsuf-filsuf Yunani lain menyelidiki bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan manusia bersama dalam Negara dan dalam konteks itu mereka membahas juga bagaimana kehidupan ekonomi dankegiatan niaga harus diatur.
Etika bisnis sebagai suatu bidang intelektual dan akademis dengan identitas sendiri mulai terbentuk di Amerika Serikat sejak tahun 1970-an. Jika sebelumnya etika membicarakan aspek-aspek moral dari bisnis di samping banyak pokok pembicaraan lainnya, kini mulai berkembang etika bisnis dalam arti sebenarnya. Kemudian seirinf berjalannya waktu, etika bisnis semakin menjadi sorotan utama dalam menjalankan suatu bisnis.

III. PEMBAHASAN
1. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA
Ketika kita menerapkan etika di lingkungan masyarakat, tentunya ada factor-faktor yang mempengaruhi cara kita beretika. Contohnya, bila kita berada dalam lingkungan masyarakat suku jawa, kita akan beretika seperti yang diterpkan oleh masyarakat suku jawa tersebut. Kita harus mematuhi peraturan dan nilai-nilai yang diterpkan oleh masyarakat setempat.
Sama halnya di dalam bisnis. Dalam menerapkan etika bisnis, ada beberapa factor yang bisa mempengaruhi etika. Factor-faktor tersebut adalah:
1) Cultural difference, sebagaimana diketahui bahwa tiap daerah, memiliki kebiasaan sendiri-sendiri, lain Negara lain pula kebiasaannya. Penyogokan, komisi, titipan, amplop, upeti, dsb. Tentu dipahami dalam bentuk yang berbeda ditiap daerah, ada yang membolehkan ada yang melarang, ada yang mengharuskan. Ada pula dibuat kesepakatan, bahwa dunia indrusti tidak dibenarkan menggunakan penyogokan sebagai alat meneroboskan produk kesuatu daerah, walaupun demikian sogok menyogok ini tidak kunjung habis, dan sulit diberantas.
2) Knowledge, orang-orang yang mengetahui, dan berada dalam jalur pengambil keputusan mencoba berusaha tidak terlibat dalam masalah-masalah menyangkut masalah etika ini. Demikian pula anda jika sudah mengetahui, bahwa perbuatan itu melanggar etika, maka jangan mau melakukannya, karena hal ini melanggar kata hati anda, dan anda akan berhadapan dengan hukum.
3) Organizational behavior, pondasi kokoh dari sebuah etika bisnis, adalah iklim yang berlaku pada sebuah organisasi. Ada organisasi yang betul-betul ketat menjaga etika, dan memberi pelatihan pada karyawannya agar selalu menjaga etika. Perusahaan besar banyak menerapkan kode etik ini, mereka membuat definisi, memberi contoh nilai-nilai etik yang harus diikuti dalam pelaksanaan pekerjaan. Jika seorang menajer mempunyai rasa etik yang lebih luhur akan tetapi karyawannya tidak memahami tujuan perilaku etik ini, maka ini tak ada artinya, karyawan akan bekerja semaunya. Oleh sebab itu, harus dibangun semacam komunikasi yang baik dan terus menerus dengan karyawan agar mereka memahami lebih baik tentang pentingnya etika pada perusahaan.
Beberapa contoh kode etik sebuah perusahaan seperti:
• Perusahaan listrik mengutamakan, keselamatan, kesehatan, kenyamanan publik.
• Selalu menjaga dan melestarikan lingkungan.
• Hindarkan konflik yang menjurus kepada kerusakan.
• Menolak penyogokan dalam segala bentuknya.
• Pahami teknologi dan aplikasinya.
• Senang menerima kritik dan saran-saran.
• Perlakuan sama pada setiap orang, tidak pandang etnis, ras, agama, cacat, dsb.
• Dan berbagi bentuk kode etik lainnya, sesuai dengan bentuk dan jenis bisnis.

2. KEUNTUNGAN MENJAGA ETIKA
Dengan kita menerapkan dan menjaga etika, bukan hanya kita akan dihormati orang lain tetapi hidup kita akan tentram dan terhindar dari masalah.
Begitupun halnya dengan kita menjada etika dalam dunia bisnis. apabila ada yang mengatakan bahwa’ jika jujur dalam berbisnis, maka bisnis kita tidak akan maju’ itu merupakan pernyataan yang salah. Justru Zimmerer menyatakan “one of the most common misconceptions about business is the contradiction between ethics and profit”. Salah satu permasalahan yang umum di dunia bisnis adalah perdebatan antara etika dan keuntungan.
Dengan kita menerapkan kejujuran dalam berbisnis, justru akan menjadi nilai tambah bisnis kita di mata konsumen. Konsumen yang merasa puas dengan pelayanan yang kita berikan akan membuat mereka dating kembali dan menggunakan produk kita. Selain itu mereka akan memberi tahukan kepada kerabat maupun teman tentang produk kita.
Selai brand kita akan lebih dikenal masyarakat, bisnis kita akan berkembang dan semakin maju, dan itu akan menjadi suatu identitas bisnis yang kita jalani.

IV. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas tentunya dapat kita pahami bahwa etika memang sangat diperlukan di dalam bisnis. Selain bisa berdampak positif untuk bisnis yang kita jalani, hal ini juga bisa menjadi contoh uang baik untuk para pebisnis lain dan juga untuk masyarakat pada umumnya.

V. DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. (2011). Kewirausahaan. Penerbit CV Alfabeta, Bandung.
Keraf, A. Sonny. (2012), ETIKA BISNIS, TUNTUTAN DANRELEVANSINYA, cetakan ke-16. Penerbit KANISIUS (Anggota IKAPI), Yogyakarta
Bertens, K (2009), Pengantar Etika Bisnis cetakan ke-10, Penerbit karnisius (IKAPI), Yogyakarta

Pengantar Bisnis 4

Judul : Rencana Pemasaran
Tema : Pemasaran

I. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Dalam memulai usaha baru, tidak mungkin tanpa adanya rencana sebelumnya. Rencana harus ada betapa pun sederhananya secara tertulis. Dalam perencanaan bisnis, ada bagian yang disebut sebagai pemasaran. Pada bagian pemasaran diungkapkan pasar yang dituju berapa besar potensi pasar dan berbagai strategi serta ramalan tentang target konsumen dimasa yang akan datang.

2. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam penulisan ini adalah:
1. Bagaimana cara kita mendefinisikan pemasaran?
2. Apa saja ruang lingkup rencana pemasaran?
3. Bagaimana strategi pemasaran?

3. TUJUAN
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk membahas tentang pentingya pemasaran dalam menjalankan bisnis.

II. LANDASAN TEORI

Marketing plan menurut Bygrave, 1994: 73 adalah analisa situasi perusahaan dan lingkungannya. Sedangkan definisi pemasaran menurut WY. Stanton adalah sesuatu yang meliputi seluruh system yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuas kebutuhan pembeli anaktual dan potensial. Dari pernyataan tersebut jelas bahwa pemasaran merupakan usaha untuk memparkenalkan dan menyalurkan produk kepada konsumen.
Itulah mengapa pemasaran memaikan peranan penting dalam pertumbuhan dan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. Selian itu, pemasaran mendorong terjadinya riset dan inovasi, pengembangan dan penyebaran ide-ide, barang dan jasa baru.

III. PEMBAHASAN

1. Definisi Pemasaran
Pemasaran adalah suatu aktivitas yang bertujuan mencapai sasaran perusahaan, dilakukan dengan cara mengantisipasi kebutuhan pelanggan atau klien serta mangarahkan alitan barang dan jasa. Pemasaran bukanlah sekadar penjualan dan periklanan, melainkan juga bertjujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut secara sangat baik, sehingga produk yang terkait nyaris ‘menjual dirinya sendiri’. Hal ini berlaku dengan baik jika produk tersebut merupakan barang, jasa, atau bahkan suatu ide. Pemasaran harus dimulai dengan kebutuhan calon pelanggan bukan dengan proses produksi. Pemasaran harus mencoba untuk mengantisipasi kebutuhan.
Ada 2 cara pandang pemasaran, yaitu:
1. Cara pandang mikro, yaitu sebagai suatukumulan aktivitas yang dilakukan oleh organisasi
2. Cara pandang makro yaitu sebagai sebuah proses social. Pemasaran makro adalah suatu proses yang mengarahkan aliran ekonomi barang dan jasa dari produsen ke konsuman dengan cara yang secara efektif mencocokkan dan permintaan serta mencapai sasaran-sasaran masyarakat tersebut. Pada pemasaran makro, kita masih terlibat dengan alur barang dan jasa pemenuh kebutuhan dari produsen ke konsuman. Namun, penekanan pemasaran makro bukanlah pada aktivitas dari masing-masing organisasi. Penekana dari konsep ini adalah pada bagaimana keseluruhan system pemasaran bekerja. Hal ini juga mencakup pemahaman tentang bagaiman memengaruhi masyarakat dan sebaliknya. Tujuan dari system pemasaran makro adalah mengatasi pemisah dan kesenjangan ini.

2. Ruang Lingkup Rencana Pemasaran
Sebelum menyusun rencana pemasaran, maka wirausaha harus mengetahui seluk-beluk atau konsep-konsep pemasaran dan segala informasi informasi telah dikumpulakan, maka seorang wirausaha baru menulis rencana pemasarannya.
Untuk menyusun rencana pemasaran maka perludijawab tiga pertanyaan berikut:
1. Where have we been?
2. Where do we want to go?
3. Who do we get there? (Hesrich-Peters, 1905: 139)
Seperti diketahiui bahwa pemasaran merupakan kegiatan yang sangat penting dalam operasional suatu bisnis, tidak peduli apakah bisnis tersebut bergerak dalam sektor industry kecil, tingkat menengah, apalagi industry besar. Atau bisnis yang bergerak dalam bidang perdagangan besar, perdagangan eceran, pertokoan, atau mungkin dalam bidang jasa pemasaran menempati posisi utama.
Pada kegiatan pemasaran dikenal dengan konsep AIDA+S, yang merupakan singkatan dari:
A: attention
I: interest
D: desire
A: action
S: satisfaction
Konsep ini berlaku untuk setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh bisnis yang dapat menarik hati konsumen. Misalnya kegiatan membuat suatu produk yang memuaskan konsumen, kegiatan melayani konsumen pada sebuah pertokoan atau kegiata-kegiatan lainnya. Dalam konsep ini dapat dibuat suatu contoh yaitu:
1. Attention : konsumen memberi perhatian pada produk (misalnya adalah baju) yang sedang dipajang di suatu etalase toko.
2. Interest : kemudian konsimen tadi merasa tertarik dengan produk tadi, sehingga konsumen tadi masuk kedalam toko itu.
3. Desire : setelah masuk ke dalam toko, konsumen tadi mencari pelayan dan minta diambilkan baju yang dia inginkan. Pada tahap ini menjelasakan bahwa keinginan konsumen semakin meningkat.
4. Action : setelah melihat baju tadi, kemudian si konsumen menanyakan harga baju tadi dan terjadilah proses tawar menawar, cocok harga, kemudian langsung dibayar.
5. Satisfaction : setelah mendapatkan barang yang diinginkan dan sudah dikonsumsi, maka muncul dua kemungkinan yaitu konsumen puas atau tidak puas.
Tujuan dari setiap pemasaran adalah membuat kepuasan bagi konsumen. Jika konsumen tersebut puas dengan barang atau pelayanan toko tersebut, maka konsumen akan dating kembali dan melakukan pembelian ulang. Namun apabila konsumen merasa tidak puas, maka konsumen akan memberikan reaksi negative dan akan menginformasikan reaksi negative itu kepada keluarga atau sahabatnya, sehingga pemasaran produk tersebut tidak mencapai sasaran. Hal ini dapat menimbulkan kegagalan bagi perusahaan.

3. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran adalah pola keputusan dalam perusahaan yang menentukan sasaran, maksud atau tujuan yang menghasilkan kebijaksanaan utama dan merencanakan untuk pencapaian tujuan serta merinci jangkauan bisnis yang akan dicapai oleh perusahaan.
Definisi strategi pemasaran adalah memilih dan menganalisa pasar sasaran yang merupakan suatu kelompok orang yang ingin dicapai oleh perusahaan dan menciptakan suatu bauran pemasaran yang cocok dan yang dapat memuaskan pasar sasaran tersebut.
Dunia pemasaran diibaratkan sebagai suatu medan tempur bagi para produsen dan para pedagang yang bergerak dalam komoditi yang sama maka perlu sekali diciptakan suatu strategi pemasaran, agar dapat memenangkan peperangan tersebut.
Perusahaan perlu menetapkan strategi dasar atau disebut grand strategy. Jika grand strategy ini sudah benar maka diharapkan perusahaan perusahaan akan berhasil mencapai sasaran tersebut.
Dala menyusun strategi pemasaran ada dua variable utama yang perlu dipertimbangkan, yaitu;
1. Variable yang dapat dikontrol,yaitu:
a.Market segmentation, menentukan arah pemasaran. Apakah untuk seluruh lapisan masyarakat konsumen atau hanya untuk menetapkan segmen pasar tertentu saja.
b. Market budget, menetukan jumlah dana yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan pemasaran.
c. Timing, menentukan kapan harus memasarkan produk-produk atau kapan suatu toko harus dibuka.
d. Marketing mix, yaitu kegiatan mengkombinasikan berbagai kegiatan marketing agar dicapai kombinasi maksimal dan hasil yang paling memuaskan.
2. Variabel yang tidak dapat dikontrol oleh perusahaan.

IV. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa strategi pemasaran sangat dibutuhkan dalam menjalankan bisnis. Apabila pada bagian pemasaran tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik, maka dapat dipastikan bisnis tersebut tidak akan berjalan dengan baik.

V. DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari: 2011, KEWIRAUSAHAAN
Cannon, Perreault, McCharty: 2008, PEMASARAN DASAR EDISI 16